Logo Bloomberg Technoz

Asosiasi Pengemudi Sebut Kerap Doping Demi Kejar Target

Merinda Faradianti
02 October 2025 10:00

Sopir truk demo mengenai zero over dimensi over loading (ODOL) di Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (2/7/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Sopir truk demo mengenai zero over dimensi over loading (ODOL) di Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (2/7/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Asosiasi Rumah Berdaya Pengemudi Indonesia (RBPI) mengeluhkan kondisi kerja pengemudi logistik yang dinilai tak manusiawi. Bahkan, tak sedikit pengemudi logistik terpaksa mengonsumsi doping hingga narkoba demi menjaga stamina. 

"Hampir sebagian sopir logistik itu memakai doping, memakai narkoba. Sekarang enggak masuk akal soalnya Jakarta-Surabaya bisa 14 jam,” kata Ketua Umum Rumah Berdaya Pengemudi Indonesia (RBPI) Ika Rostianti saat audiensi dengan pimpinan DPR dan Komisi V, Rabu (1/10/2025).

Karena beban kerja yang tak manusiawi berdampak pada keselamatan pengemudi di jalan. Kata Ika, dirinya hampir setiap minggu harus menerima dan menangani laporan kecelakaan yang dialami anggotanya.


Selain itu, Ika juga menyoroti soal minimnya pelatihan dan standar kompetensi bagi sopir logistik di Indonesia. Menurutnya, hingga kini banyak perusahaan merekrut sopir yang sekadar bisa mengemudi tanpa dibekali keahlian teknis maupun etika berkendara.

"Asal bisa bawa mobil maju mundur, antar barang itu boleh jadi sopir. Kita enggak punya standar kompetensi hari ini, bagaimana beretika di jalan, bagaimana membawa kendaraan, merawat, itu semua hanya pengalaman di lapangan,” sebutnya.