Aliansi itu dijadwalkan bertemu akhir pekan ini untuk memutuskan level produksi bulan November.
Seorang delegasi mengatakan anggota blok tersebut akan membahas opsi percepatan kenaikan suplai dengan tiga kali penambahan bulanan sekitar 500.000 barel per hari. Namun OPEC membantah adanya rencana tersebut.
“Selama Arab Saudi menunjukkan tidak ada tanda-tanda mengerem kembalinya suplai, maka pasar berpotensi berada dalam lingkungan ‘lower-for-longer’,” tulis laporan itu.
“Pada akhirnya, kami percaya kombinasi harga lebih rendah (yang memperlambat suplai non-OPEC), gangguan suplai, perubahan kebijakan OPEC, serta waktu (yang memungkinkan pertumbuhan permintaan mengikis oversupply) dibutuhkan untuk mengembalikan keseimbangan pasar.”
Dalam proyeksi terbaru, harga West Texas Intermediate (WTI) diperkirakan rata-rata sekitar US$57 per barel tahun depan, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sekitar US$60.
Brent, yang terakhir diperdagangkan mendekati US$66, diperkirakan berada di US$57 per barel pada kuartal pertama 2026 dan US$59 pada kuartal kedua, menurut tabel dalam laporan tersebut.
Macquarie memperkirakan surplus minyak mentah global mencapai 4,63 juta barel per hari pada kuartal pertama tahun depan, diikuti surplus lebih kecil pada tiga kuartal berikutnya.
Bulan lalu, Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan produksi dunia akan melampaui konsumsi rata-rata 3,33 juta barel per hari pada 2026, mencatatkan kelebihan suplai tahunan terbesar dalam sejarah.
(bbn)
































