Gelombang PHK tersebut akan menambah sekitar 150.000 pegawai yang keluar per 1 Oktober akibat program pengunduran diri bertahap dalam kerangka program DOGE yang digagas Elon Musk. Dikombinasikan dengan gelombang pensiun dini dan pemangkasan pegawai tahun ini, kondisi ini bisa memicu resesi di sejumlah wilayah, termasuk kawasan metropolitan Washington, DC.
Secara historis, sebagian besar dampak ekonomi shutdown bisa pulih setelah berakhir, namun tidak sepenuhnya. Kantor Anggaran Kongres (CBO) mencatat ekonomi AS kehilangan sekitar US$3 miliar dari total US$11 miliar output yang tereduksi akibat shutdown parsial selama lima pekan pada 2018-2019, yang menjadi terpanjang dalam sejarah.
Shutdown kali ini juga menunda penerbitan data penting, termasuk laporan ketenagakerjaan dari Biro Statistik Tenaga Kerja yang sedianya dirilis Jumat ini. Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) yang sedang memantau ketat data ekonomi untuk menimbang arah suku bunga harus beroperasi tanpa basis data penting.
Hingga kini, Demokrat dan Republik belum menunjukkan tanda kompromi terkait tuntutan Demokrat agar kebijakan subsidi kesehatan dan program lain dimasukkan dalam rancangan belanja sementara.
Republik, yang membutuhkan minimal delapan suara Demokrat agar rancangan anggaran lolos, menyatakan akan menahan Senat tetap bersidang — dengan jeda sehari untuk libur Yom Kippur — dan terus mengajukan proposal sampai Demokrat menyerah.
“Mereka harus melepaskan sandera ini,” kata Pemimpin Mayoritas Senat John Thune kepada wartawan.
Sementara itu, Pemimpin Demokrat Senat Chuck Schumer menghadapi tekanan besar dari kalangan progresif untuk memanfaatkan tenggat shutdown sebagai alat tawar terhadap Trump. Ia sebelumnya dikritik tajam pada Maret lalu karena mendukung rancangan anggaran sementara hingga 30 September tanpa memasukkan prioritas Demokrat.
Trump dan para pemimpin Republik mengklaim posisi mereka lebih kuat karena berhasil menyatukan basis partai di belakang rancangan sederhana. Thune menambahkan, publik akan menyalahkan Demokrat sebagaimana Partai Republik disalahkan dalam shutdown 2013 terkait Obamacare, karena Demokrat dianggap meminta tambahan syarat dalam rancangan.
DPR telah meloloskan rancangan anggaran pada 19 September untuk membiayai pemerintah hingga 21 November tanpa tambahan besar. Namun rancangan itu dua kali gagal mendapatkan delapan suara Demokrat di Senat.
Pada Selasa malam, tiga anggota Demokrat ikut bergabung dengan mayoritas Republik mendukung rancangan tersebut, naik dari sebelumnya hanya satu. Namun lima suara tambahan masih dibutuhkan agar rancangan bisa lolos dan mengakhiri shutdown.
Alternatif rancangan Demokrat yang menambah anggaran kesehatan dan program lain senilai US$1,5 triliun juga gagal di Senat.
Sejumlah Demokrat moderat mengisyaratkan bisa menerima rancangan sementara jika negosiasi serius soal biaya kesehatan segera dimulai. Jika tidak, subsidi pajak premi Obamacare akan berakhir pada 31 Desember, membuat sekitar 20 juta pemegang polis berisiko mengalami lonjakan premi. Peringatan kenaikan tarif sudah dijadwalkan dikirimkan akhir bulan ini.
Beberapa anggota Republik moderat menyatakan bersedia menegosiasikan perpanjangan, kemungkinan dengan tambahan batas pendapatan baru.
Trump, usai pertemuan di Oval Office pada Senin, mengisyaratkan kesepakatan jangka panjang soal Obamacare masih mungkin tercapai. Namun, ia kembali mengancam pemecatan massal selama shutdown dan sempat mengunggah video deepfake AI bergaya satir yang menampilkan Jeffries dengan sombrero. Pemimpin Demokrat DPR mengecam unggahan itu sebagai “rasis.”
“Dia memperlakukan rakyat Amerika sebagai pion,” ujar Schumer, seraya menegaskan Trump kini memikul “tanggung jawab penuh” atas setiap PHK yang terjadi.
(bbn)
































