Sementara itu, trendline sebelumnya menjadi resisten psikologis potensial yaitu Rp 16.700/US$. Kemudian target penguatan lanjutan ada di Rp 16.600/US$.
Penyebab Kelesuan Rupiah
Hawa pelemahan rupiah sudah terasa bahkan sebelum pasar spot dibuka. Sebab, sinyal pelemahan rupiah sudah terlihat jelas di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF).
Untuk tenor satu bulan, rupiah di pasar NDF diperdagangkan Rp 16.826/US$.
Apa mau dikata, dolar AS memang sedang perkasa. Kemarin, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) 0,58% ke 98,446.
Dollar Index berada di posisi terkuat dalam sebulan terakhir.
Keperkasaan dolar AS datang akibat rilis data ekonomi terbaru di Negeri Paman Sam. US Bureau of Economic Analysis melaporkan, ekonomi AS pada kuartal II-2025 tumbuh 3,8% secara kuartalan yang disetahunkan (annualized) dalam pembacaan ketiga atau final.
Angka ini lebih tinggi ketimbang pembacaan kedua yang sebesar 3,3%. Juga menjadi yang tertinggi sejak kuartal II-2023.
Data ini memberi gambaran bahwa perekonomian AS masih cukup solid. Artinya, ada kemungkinan bank sentral Federal Reserve tidak perlu terlalu agresif dalam menerapkan pelonggaran moneter.
Saat The Fed mungkin tidak terlalu dovish, berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS (terutama di instrumen berpendapatan tetap) tidak akan terlalu rugi. Arus modal pun mengalir deras ke Negeri Adikuasa, sehingga membuat dolar AS berjaya.
“Investor ingin melihat inflasi yang lebih rendah sehingga mempertegas kemungkinan pemangkasan suku bunga dua kali lagi pada 2025. Namun walau investor ingin suku bunga rendah, yang lebih penting adalah ekonomi solid,” tegas Bret Kenwell dari eToro, seperti dikutip dari Bloomberg News.
(aji)



























