Logo Bloomberg Technoz

Di China, misalnya. Negara produsen dan konsumen batu bara terbesar dunia ini sudah kian masif dalam pengembangan energi hijau.

Mengutip Bloomberg News, emisi karbondioksida di China pada 2030 bisa turun 1,6 miliar ton. Syaratnya, China harus mampu memobilisasi investasi senilai CNY 17,5 triliun untuk investasi hijau dalam lima tahun ke depan.

China International Capital Corporation memperkirakan emisi karbondioksida di Negeri Tirai Bambu akan mencapai puncak pada 2028 yaitu di 11,3 miliar ton.

China menargetkan pemangkasan emisi karbondioksida turun 65% dari level 2005 pada 2030 mendatang. Untuk itu, China membutuhkan investasi hijau senilai CNY 3,5 triliun per tahun sampai akhir dekade ini.

Coal stockpile./Bloomberg-Qilai Shen

Analisis Teknikal

Jadi bagaimana ‘ramalan’ harga batu bara untuk hari ini? Apakah turun lagi atau mampu melanjutkan reli?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara terjebak di zona bearish. Tercermin dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 34. RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang berada di posisi bearish.

Akan tetapi, indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 100. Paling tinggi, yang berarti sudah sangat jenuh beli (overbought).

Dengan demikian, sebenarnya harga batu bara masih berisiko turun lagi meski terbatas. Target support terdekat adalah US$ 102/ton. Penembusan di titik ini bisa melongsorkan harga batu bara dengan target paling pesimistis di US$ 93/ton.

Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 106/ton. Jika jebol, maka harga batu bara berpeluang naik ke arah US$ 107-110/ton.

(aji)

No more pages