Logo Bloomberg Technoz

Hingga semester I-2025, pertumbuhan kredit BBCA tercatat 12,9% secara year on year, melampaui rata-rata industri perbankan. Kredit di segmen korporasi tumbuh 16,1% yoy, komersial 12,6%, dan SME 11,1%. Pertumbuhan lebih moderat terlihat di sektor konsumer, terutama kredit kendaraan bermotor.

Stimulus Pemerintah Jadi Penopang

Menurut Sharlita, langkah pemerintah dalam memberikan stimulus untuk meningkatkan daya beli masyarakat akan mendukung peningkatan permintaan kredit. “Sederet stimulus pemerintah saat ini diarahkan untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Dampaknya diharapkan terasa pada permintaan kredit termasuk pada segmen konsumer. Sehingga ini kesempatan bagi BBCA untuk mengakselerasi pertumbuhan kredit konsumer,” ujarnya.

Kombinasi penurunan biaya dana dan meningkatnya penyaluran kredit diharapkan memperkuat kinerja laba bersih BBCA. Margin bunga bersih (NIM) yang tetap solid ditopang oleh peningkatan volume kredit akan menjadi katalis profitabilitas pada paruh kedua tahun 2025.

“Dengan fundamental yang kuat, BBCA akan menjadi salah satu bank yang paling diuntungkan dari tren penurunan BI Rate. Potensi laba bersih mereka bisa tumbuh di atas ekspektasi pasar,” ujar Sharlita.

Laba Bersih Naik, Saham Menguat

BBCA membukukan laba bersih sebesar Rp29 triliun pada Januari–Juni 2025, meningkat 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pencapaian ini menegaskan kekuatan fundamental BBCA dalam menjaga pertumbuhan meskipun dinamika ekonomi global masih menantang.

Sejalan dengan kinerja keuangan, harga saham BBCA turut bergerak positif. Pada perdagangan terakhir, saham bank ini ditutup naik 1,30% ke level Rp7.800. Dengan valuasi berada di 3,68 kali price to book value (PBV), saham BBCA dinilai relatif murah jika dibandingkan dengan rata-rata historisnya yang biasanya di atas 4 kali PBV.

“Secara historis, PBV BBCA pernah berada jauh lebih tinggi. Dengan outlook profitabilitas yang semakin positif, saham ini berpotensi bangkit kembali," ujarnya.

Rekomendasi Analis Tetap Positif

Optimisme terhadap BBCA juga tercermin dari konsensus analis Bloomberg. Sebanyak 34 analis memberikan rekomendasi buy, sementara hanya tiga analis yang menyarankan hold. Target harga rata-rata dipatok Rp10.824 per saham, yang berarti ada potensi kenaikan sekitar 40% dari posisi saat ini.

Dengan kombinasi fundamental yang solid, struktur pendanaan yang kuat, dukungan stimulus pemerintah, dan sentimen positif dari pasar, BBCA diperkirakan akan tetap menjadi motor utama industri perbankan nasional.

Penurunan BI Rate bukan hanya menjadi angin segar, tetapi juga peluang besar bagi BBCA untuk mempercepat pertumbuhan kredit, memperkuat profitabilitas, dan memberikan imbal hasil yang menarik bagi para investor.

(tim)

No more pages