Logo Bloomberg Technoz

“Ambisi net zero kami sangat tinggi,” kata Ghosh. “Kami butuh transfer kredit karbon yang membantu pencapaian target tersebut,” tambahnya.

Singapura tengah menjajaki perjanjian yang memungkinkan perusahaan asal negeri itu terlibat dalam pengembangan proyek kredit karbon di sejumlah negara Afrika maupun kawasan lain.

Kredit tersebut nantinya bisa dibeli langsung pemerintah untuk memenuhi target penurunan emisi, atau dijual di bursa domestik kepada pembeli yang ingin mengimbangi gas rumah kaca mereka, menurut keterangan Enterprise Singapore.

Hutan dan Tungku Masak

Minat Singapura kontras dengan AS dan China yang berebut mineral strategis Afrika di tengah kekhawatiran pasokan akibat lonjakan permintaan kendaraan listrik.

Sebagai negara kepulauan dengan keterbatasan ruang, Singapura yang tercatat sebagai penghasil emisi terbesar ke-57 dunia menurut Global Carbon Atlas, hampir tak punya kapasitas untuk menciptakan kredit karbon domestik.

Namun pemerintah berkomitmen memangkas emisi total menjadi 45 juta hingga 50 juta ton pada 2035.

Sementara itu, perusahaan di negara tetangga juga menghasilkan emisi signifikan dari kompleks industri berskala besar.

Negara-negara Afrika bisa memanfaatkan program kehutanan penyerap karbon untuk menghasilkan kredit, serta proyek tungku masak bersih yang mengurangi penggunaan kayu bakar dan arang.

Satu kredit karbon merepresentasikan satu ton karbon dioksida—atau setara—yang dihapus dari atmosfer atau dicegah masuk sejak awal.

Hingga kini, Singapura telah meneken nota kesepahaman maupun perjanjian implementasi sesuai aturan Pasal 6 dalam Perjanjian Paris dengan 24 negara. Pasal 6.2 memungkinkan perdagangan kredit karbon antarnegara.

Dari jumlah itu, enam di antaranya berada di Afrika dengan Rwanda dan Ghana sebagai mitra paling maju.

Awal pekan ini, pemerintah Singapura mengumumkan pembelian kredit karbon berbasis alam senilai S$76 juta (US$59 juta) dari empat proyek di Ghana, Peru, dan Paraguay, serta berencana membuka tender tambahan tahun ini.

Sekitar 30 proyek tengah dikaji di Ghana, termasuk restorasi hutan rusak di lahan perkebunan kakao, kata Jean Ng, direktur regional Afrika Barat dan Selatan Enterprise Singapore, dalam wawancara yang sama.

Menurut Global Carbon Atlas, Singapura menghasilkan sekitar 49 juta ton karbon dioksida atau setara pada 2023. Sebagai perbandingan, Rwanda hanya menghasilkan 1,5 juta ton.

(bbn)

TAG

No more pages

Artikel Terkait