UE sedang mempertimbangkan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan di India dan China yang mendukung perdagangan minyak Rusia, Bloomberg melaporkan sebelumnya.
Trump mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa dia siap menjatuhkan sanksi "besar" terhadap minyak Rusia jika negara-negara Eropa melakukan hal yang sama. Pembelian energi Rusia oleh China dan India sangat penting untuk mendanai perang Putin melawan Ukraina.
Proposal AS tersebut juga berupaya menargetkan perusahaan minyak Rusia dan jaringan yang memungkinkan Moskwa untuk memindahkan minyak mentah dan mendapatkan keuntungan dari perdagangan tersebut.
Trump sejauh ini menahan diri untuk tidak menjatuhkan sanksi langsung terhadap Rusia, meskipun melewati beberapa tenggat waktu yang ditetapkan sendiri dan Putin terus enggan untuk menegosiasikan akhir perang.
Meskipun Trump telah menggandakan tarif untuk India menjadi 50% atas pembelian minyak Rusia yang berkelanjutan, AS juga terlibat dalam negosiasi perdagangan dengan India dan China.
Proposal AS tersebut menempatkan bola di kubu Eropa. Tarif untuk India dan China akan sulit bagi Uni Eropa, dengan banyak negara termasuk Jerman bergantung pada pasar ekspor tersebut. Namun, beberapa tuntutan Trump sudah menjadi bagian dari rencana blok tersebut.
Uni Eropa telah menunda penghentian pasokan gas Rusia hingga setelah 2027, dan telah memberikan pengecualian sementara dari sanksi minyak Rusia kepada negara-negara yang terkurung daratan seperti Hongaria dan Slovakia.
Namun, minyak mentah dari Moskwa merosot menjadi sekitar 3% tahun lalu dari 27% impor Uni Eropa sebelum perang setelah sanksi berlaku mulai 2022.
Paket sanksi ke-19 Uni Eropa terhadap Rusia mempertimbangkan untuk menargetkan sekitar setengah lusin bank dan perusahaan energi Rusia, serta sistem pembayaran dan kartu kredit Rusia, bursa kripto, dan pembatasan lebih lanjut terhadap perdagangan minyak negara tersebut, Bloomberg melaporkan sebelumnya.
Politico sebelumnya melaporkan penundaan proposal Uni Eropa tersebut.
(bbn)
