Volatilitas telah mengguncang pasar global sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif pada mitra dagang di seluruh dunia. Hal ini menjadi kabar baik bagi pelaku pasar di Citigroup dan para rivalnya di Wall Street karena mereka diuntungkan atas lonjakan aktivitas klien.
Beberapa rekan Fraser lebih berhati-hati. CEO UBS Group AG, Sergio Ermotti mengatakan dampak tarif global terhadap ekonomi AS dan inflasi masih belum jelas, sehingga mempersulit prakiraan kebijakan Federal Reserve alias The Fed.
Meski penurunan suku bunga The Fed pada pertemuan 16-17 September sesuai dengan ekspektasi, di luar itu investor mengubah prediksi tentang laju penyesuaian kebijakan. Awal pekan ini, CEO Goldman David Solomon mengisyaratkan The Fed tidak perlu memangkas suku bunga secara cepat.
Dekade Timur Tengah
Fraser juga memberikan nada optimistis terhadap Timur Tengah, memperkirakan satu dekade pertumbuhan yang kuat didorong oleh arus investasi dan penciptaan industri baru. Negara-negara Teluk telah menggelontorkan miliaran dolar di dalam dan luar negeri untuk mendiversifikasi dari minyak, menarik perusahaan keuangan global termasuk Citi.
"Timur Tengah mungkin akan mengalami lonjakan pertumbuhan selama satu dekade ke depan dalam hal jumlah investasi, industri baru, dan klien baru yang masuk," kata Fraser dalam wawancara di Dubai. Citi juga memandang kawasan ini menarik karena hubungan bisnisnya dengan India dan China semakin erat.
Citi menjadi salah satu dari banyak bank internasional yang hadir di kawasan Teluk dalam beberapa tahun terakhir. Bank-bank seperti Jefferies Financial Group Inc dan Lazard Inc, keduanya telah merekrut atau membuka kantor baru.
Awal tahun ini, JPMorgan Chase & Co mengumumkan rencananya untuk menambah lebih dari 100 staf di berbagai bisnisnya di Timur Tengah dalam beberapa tahun mendatang.
Timur Tengah menjadi salah satu pasar tersibuk untuk initial public offering (IPO) secara global, seiring pemerintah berupaya memperluas pasar modal dengan menjual saham di perusahaan milik negara dan mendorong perusahaan swasta untuk mencatatkan sahamnya di bursa. Emiten-emiten di Teluk mengumpulkan lebih dari US$5 miliar dari IPO sepanjang tahun ini.
(bbn)




























