Berdasarkan pantauan terakhir, terangnya, tim evakuator sempat menjalin komunikasi awal via handy talky (HT) dengan para pekerja yang terjebak tersebut. Akan tetapi, saat ini komunikasi tersebut terputus dan lokasi mereka belum ditemukan.
“Mereka dalam kondisi selamat, yang ini waktu awal terjadi longsoran material. Namun, pada saat ini di titik lokasi, ini kan kita buatkan terowongan, itu ada 2 terowongan, tetapi yang bersangkutan tidak ada di lokasi yang bersangkutan,” terangnya.
“Jadi komunikasi ini mungkin habis baterai atau apa, ini sudah putus komunikasi. Namun, tim di lapangan itu berusaha untuk melihat arahnya ke terowongan mana, karena kondisinya agak berbeda dari perkiraan awal, ini diusahakan secepatnya.”
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengungkapkan evakuasi tujuh pekerja yang terjebak di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) memiliki tantangan yang cukup berat, sebab areal terdampak material longsor ternyata jauh lebih besar dari yang diperkirakan.
Tony menjelaskan areal terdampak longsor yang jauh lebih besar dari prediksi itu membuat penanganan yang dilakukan ekstra dan memerlukan waktu yang lebih lama. Selain itu, longsoran lumpur bijih atau wet muck tersebut dinyatakan masih mengalami pergerakan.
“Saat ini saya berada di Tembagapura, Papua Tengah, bersama dengan seluruh direksi dan manajemen untuk memberikan dukungan penuh, support terhadap upaya penyelamatan tujuh karyawan warga besar Freeport yang terjebak dalam insiden longsor lumpur bijih atau wet muck yang turun dalam jumlah yang besar,” ujar Tony dalam video keterangan pers, yang diterima Kamis (12/9/2025) malam.
Saat ini, tim tanggap darurat Freeport masih terus berupaya membuka akses ke lokasi perkiraan posisi tujuh karyawan tersebut. Langkah itu dilakukan dengan bantuan teknologi alat berat, bor, dan drone.
Tony juga menegaskan PTFI terus berkoordinasi dengan tim inspektur tambang Kementerian ESDM, PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID), Freeport-McMoRan Inc., serta pemerintah Provinsi Papua dan Papua Tengah yang berada di lokasi.
“Fokus kami untuk penyelamatan dan keselamatan tujuh karyawan tersebut dan seluruh karyawan yang ada di area kerja kami. Kami upayakan yang paling terbaik, seluruh daya upaya energi dan sumber daya kami kami fokuskan untuk penyelamatan 7 karyawan tersebut,” kata Tony.
Freeport-McMoRan Inc. sebelumnya melaporkan adanya insiden longsor di areal pertambangan Grasberg, Papua Tengah pada Senin (8/9/2025) malam.
Insiden terjadi sekitar pukul 22:00 WIT, di mana terjadi aliran material basah dalam jumlah besar dari titik pengambilan produksi di salah satu dari lima blok produksi tambang bawah tanah Grasberg Block Cave.
“Insiden tersebut menghalangi akses ke area-area tertentu di dalam tambang, sehingga membatasi rute evakuasi bagi tujuh anggota tim. Lokasi para pekerja telah diketahui, dan mereka diyakini aman,” papar Freeport dalam laporan yang dilansir Selasa (9/9/2025).
Dalam pernyataan bersamanya, Ketua Dewan Direksi Freeport-McMoRan Richard C. Adkerson dan CEO Kathleen Quirk memastikan keselamatan pekerja akan menjadi prioritas utama perusahaan.
“Tim kami bekerja keras untuk memastikan keselamatan anggota tim kami secepat mungkin,” tegas mereka.
Untuk diketahui, dalam operasi Grasberg Block Cave, bijih ditambang menggunakan peralatan yang dioperasikan dari jarak jauh.
Namun, aliran material dari insiden tersebut menghalangi rute akses tempat para anggota tim yang terdampak sedang terlibat dalam kegiatan pengembangan tambang. Semua personel lainnya dipastikan aman.
(wdh)































