Secara teknikal dengan perspektif harian, rupiah berpotensi menguat hari ini. Target resisten terdekat adalah Rp16.440/US$. Jika tertembus, maka Rp 16.400/US$ bisa menjadi target selanjutnya.
Apabila target-target tersebut jebol, maka rupiah berpotensi menguat lagi menuju level Rp 16.350-16.300/US$.
Namun jika rupiah melemah hari ini, support menarik dicermati ada di level Rp 16.480-16.500/US$. Support terkuat ada di Rp 16.550/US$.
Sentimen Eksternal
Sepertinya faktor eksternal akan menjadi bahan bakar penguatan rupiah hari ini. Dolar AS kembali melemah, yang membuka ruang bagi mata uang Ibu Pertiwi untuk menyalip.
Kemarin, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,26% ke 97,529.
Pelemahan dolar AS terjadi karena rilis data ekonomi terbaru. Malam tadi waktu Indonesia, US Bureau of Labor Statistics mengumumkan laju inflasi Negeri Paman Sam pada Agustus adalah 2,9% secara tahunan. Walau lebih tinggi dibandingkan Juli yang sebesar 2,7%, tetapi masih sesuai dengan ekspektasi pasar.
Sementara laju inflasi inti adalah 3,1%. Sama dengan angka Juli dan juga sejalan dengan perkiraan pasar.
Perkembangan ini membuat investor makin yakin bahwa bank sentral Federal Reserve akan menurunkan suku bunga acuan dalam rapat pekan depan. Sebab, The Fed dipandang tidak perlu mencemaskan perihal inflasi, cukup fokus kepada perlambatan di pasar tenaga kerja.
Mengutip CME FedWatch, peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4-4,25% dalam rapat September adalah 92,7%. Bahkan ada kemungkinan penurunan 50 bps ke 3,75-4%, peluangnya 7,3%.
Saat suku bunga turun, berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS (terutama di instrumen berpendapatan tetap) menjadi kurang menguntungkan. Alhasil, dolar AS mengalami tekanan jual dan nilai tukarnya terdepresiasi.
(aji)































