PTBA Jadi Korban B40, Laba Anjlok Meski Pendapatan Naik
Artha Adventy
11 September 2025 17:50

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) kian tertekan oleh kombinasi melemahnya harga batu bara dan biaya produksi yang tak kunjung turun. Program biodiesel B40, kenaikan royalti, serta tarif angkutan kereta api membuat perseroan gagal menekan cash cost, sehingga margin dan laba tergerus tajam.
"Kenaikan beban pokok penjualan dipicu oleh beberapa faktor seperti harga bahan bakar naik sekitar 5% seiring penerapan B40, peningkatan tarif PT KAI sebesar 4% per tahun, kenaikan royalti, serta stripping ratio yang membengkak dari 5,9 menjadi 6,17," jelas Direktur Keuangan PTBA Una Lindasari, Kamis (11/9/2025).
Linda mengatakan bahan bakar biodiesel B40 dipakai di seluruh aktivitas operasi maupun transportasi dengan PT KAI. Terlebih saat ini, kontrak dengan PT KAI adalah dry contract, yaitu bahan bakar atau fuel dibebankan kepada PTBA.
“Komponen terbesar yang menekan laba adalah COGS. Untuk EBITDA, dampaknya terutama berasal dari penurunan laba bersih, karena harga jual mengikuti harga pasar dan keterbatasan ruang bagi kami untuk menjual di atas Harga Patokan Batu Bara (HPB) sesuai aturan terbaru,” ujarnya.
Sebagai informasi, sepanjang Januari–Juni 2025, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk anjlok 60,98% secara tahunan (YoY) menjadi Rp962,26 miliar, jauh di bawah torehan pada semester I-2024.


































