Tekanan yang terjadi di pasar SUN sudah terprediksi mengingat apa yang terjadi di pasar keuangan Indonesia sebelumnya. Begitu juga dengan pasar saham.
Arus keluar modal asing dari pasar saham membesar pada perdagangan Jumat lalu, ketika situasi memanas pasca Affan Kurniawan, pengemudi Ojek Online, meninggal dunia akibat dilindas oleh kendaraan taktis Brimob Polri di Jakarta.
Berdasarkan data otoritas yang dikompilasi oleh Bloomberg, asing mencatat penjualan saham (net sell) senilai Rp1,12 triliun. Angka penjualan saham oleh asing itu menjadi yang terbesar sejak 31 Juli lalu.
Sedangkan di pasar obligasi, Surat Utang Negara (SUN), berdasarkan data terbaru per 28 Agustus lalu, investor asing masih mencatat net buy senilai US$280,3 juta. Selama Agustus, asing mencetak pembelian bersih US$1 miliar month–to–date.
Adapun untuk instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), berdasarkan laporan Bank Indonesia, untuk data transaksi antara 25–28 Agustus lalu, investor asing tercatat menjual senilai Rp10,79 triliun (net sell).
BI Intervensi Pasar
Bank Indonesia (BI) pun berjanji akan terus berada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), dan kecukupan likuiditas rupiah.
Erwin Gunawan Hutapea, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI mengatakan Bank Sentral berada di pasar untuk memastikan nilai tukar rupiah bergerak sesuai nilai fundamentalnya melalui mekanisme pasar yang berjalan dengan baik.
"Dalam kaitan ini, BI terus memperkuat langkah-langkah stabilisasi," kata BI dalam keterangan tertulis, Senin (1/8/2025).
Langkah–langkah stabilisasi yang dimaksud antara lain, intervensi kontrak derivatif valuta asing atau Non-Deliverable Forward (NDF) di pasar offshore dan intervensi di pasar domestik melalui transaksi spot, transaksi lindung nilai atau Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
Melansir data Bloomberg pada pukul 9.30 WIB, rupiah di pasar offshore melemah ke level Rp16.490/US$. Level terlemah rupiah NDF offshore hari ini terjadi pagi tadi di Rp16.500/US$.
Tekanan yang dialami oleh rupiah terjadi ketika indeks dolar AS saat pagi hari ini masih stabil di level 97,758. Relatif lebih rendah dibanding perdagangan kemarin ketika DXY melampaui level 98.
(fad)
































