Dinamika soal arah kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS) menjadi sentimen positif bagi harga emas. Terbaru, Anggota Dewan Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengemukakan pandangannya.
Dalam sebuah acara di Miami, Florida, Waller menyebut suku bunga acuan memang sudah waktunya turun. Waller memperkirakan Federal Funds Rate akan turun bulan depan dan kemudian berpeluang dipangkas lagi.
“Dengan inflasi yang mendekat 2% dan ekspektasinya terjangkar. dan dengan pasar tenaga kerja yang melemah. The Fed harus menurunkan suku bunga sekarang. Saya juga mengantisipasi penurunan lebih lanjut pada 3-6 bulan mendatang. Laju penurunan inin akan tergantung data yang masuk,” tegas Waller, seperti diberitakan Bloomberg News.
Menanggapi pertanyaan Waller, pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga acuan makin tinggi. Mengutip CME FedWatch, probabilitas penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) dalam rapat September adalah 87,5%. Ini menjadi yang tertinggi dalam seminggu terakhir.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
Analisis Teknikal
Jadi bagaimana prediksi harga emas untuk pekan depan? Apakah akan terjadi kenaikan 3 minggu berturut-turut?
Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), emas masih nyaman di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 65. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 51. Menghuni area beli (long), tetapi tidak terlalu kuat. Cenderung netral.
Pekan depan, sepertinya investor patut waspada karena ada kemungkinan harga emas bakal turun. Target support terdekat adalah US$ 3.383/troy ons yang menjadi Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di US$ 3.357/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Adapun target resisten terdekat adalah US$ 3.464/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi mengangkat harga emas ke arah US$ 3.473/troy ons.
(aji)
