Logo Bloomberg Technoz

Nah itulah mungkin yang saya belum tahu detailnya, tetapi kelihatannya badan mineral industri ini akan jadi think tank untuk pikiran yang lebih lanjut seperti apa lagi, jadi ada pohon industrinya kan di Kementerian Perindustrian sudah ada,” tegas dia.

“Namun, ini barangkali ada inovasi-inovasi yang bisa dibuat oleh Badan Industri Mineral itu supaya mengakselerasi turunannya ini bisa lebih tercepat."

Sebelumnya,  Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktiristek) Brian Yuliarto dilantik sebagai Kepala Badan Industri Mineral, lembaga yang baru dibentuk Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/8/2025).

Adapun, pelantikannya tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) No. 77/2025 tentang Pengangkatan Kepala Badan Industri Mineral.

Rencananya, lembaga yang berdiri sendiri di luar kelembagaan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral serta Kemendiktiristek itu bakal mengelola dan mengawasi pemanfaatan logam tanah jarang.

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan Badan Industri Mineral yang baru dibentuk tersebut nantinya memiliki tugas mencakup ekstraksi mineral tanah jarang, serta melindungi dan mengelolanya untuk industri di dalam negeri.

Mengutip Buku Tambang Tanah Jarang 2020 milik Kementerian ESDM, dijelaskan bahwa terdapat beberapa potensi LTJ di Tanah Air. Pertama, potensi monazite dan xenotime dari pengolahan bijih timah seperti di Bangka Belitung.

Kedua, terdapat potensi zirconium silicate dari pengolahan bijih timah dan emas di dalam pasir zirkon di wilayah tambat pasir Kalimantan.

Ketiga, terdapat potensi rare earth ferrotitanates dari residu hasil pengolahan bauksit menjadi alumina di Red Mud Kalimantan Barat.

Keempaat, terdapat potensi bijih nikel laterit dengan spesifikasi tertentu dari pengolahan bijih nikel laterit melalui proses hidrometalurgi high pressure acid leaching atau HPAL di tambang nikel limonit di Sulawesi.

Kementerian ESDM juga melaporkan terdapat beberapa potensi LTJ lainnya dari batuan granit, abu batu bara, dan sejumlah mineral lainnya.

Adapun, berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada 2020 yang dikutip Kementerian ESDM, terdapat tiga industri utama yang diprediksi menjadi industri yang banyak memanfaatkan LTJ.

Pertama, industri elektronik. Dijelaskan bahwa LTJ bisa digunakan untuk magnet permanen untuk membuat baterai alat elektronik portabel, kendaraan listrik, turbin penghasil energi ramah lingkungan, katalis pemecah cairan pada penyulingan minyak mentah, pembuatan layar televisi hingga cip silikon.

Lalu, computer fluorescent lamps (CFL), alat pemindai, sebagai fosfor yang memberi warna terutama pada lensa, bahan pembuat mesin sinar-x portabel, dan tabung sinar-x, magnetic resonance imagery (MRI) aplikasi perawatan kanker.

Kedua, industri otomotif. Logam tanah jarang disebut digunakan dalam pengembangan industri otomotif sebab unsur LTJ seperti neodymium, praseodymium, dysprosium, dan terbium dipakai dalam pembuatan motor listrik dan generator mobil hibrid.

Selanjutnya, unsur lainnya seperti lanthanum, neodymium, dan cerium digunakan dalam baterai isi ulang jenis nickel-metal hydride (NiMH).

Ketiga, industri pertahanan. Beberapa material alutsista menggunakan unsur LTJ sebagai unsur paduan antara lain material Terfenol-D, paduan tiga logam terdiri dari Terbium (Te), Iron (Fe), dan Dysprosium (Dy) sebagai material peredam gelombang sonar pada teropong bidik senapan malam (TBSM) untuk material optic Yttrium aluminium garnet (Y3Al5O12) - YAG dan yang lainnya.

(azr/wdh)

No more pages