Hingga 19 Agustus kemarin, BI juga mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat sebesar 1,29% (point-to-point/ptp) sampai 19 Agustus 2025 dibanding posisi akhir Juli 2025.
"Stabilitasi nilai tukar rupiah juga perlu guna mendorong ekonomi lebih tumbuh tanpa menimbulkan gangguan terhadap inflasi," kata dia. "Tetapi ruangnya tetap terus kita cermati."
BI pun masih optimistis rupiah akan tetap stabil dengan kecenderungan menguat, didukung komitmen BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membaik.
Selain itu, bank sentral juga mengaku akan terus memperkuat respons kebijakan stabilisasi, termasuk intervensi terukur di pasar off-shore NDF dan strategi triple intervention pada transaksi spot, DNDF, dan SBN di pasar sekunder.
Sejak awal tahun hingga 19 Agustus, BI juga tercatat telah membeli SBN sebesar Rp186,06 triliun, yaitu melalui pasar sekunder sebesar Rp137,80 triliun dan pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN), termasuk syariah, sebesar Rp48,26 triliun.
(lav)































