Logo Bloomberg Technoz

Menguatnya IHSG merupakan efek secara langsung dari melesatnya sejumlah saham Big Caps.

Deretan saham unggulan, Rabu (20/8/2025) pada Sesi I.

  1. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menyumbang 8,27 poin
  2. Barito Pacific (BRPT) menyumbang 5,61 poin
  3. Amman Mineral Internasional (AMMN) menyumbang 5,5 poin
  4. Bank Mandiri (BMRI) menyumbang 4,39 poin
  5. DCI Indonesia (DCII) menyumbang 3,41 poin
  6. Multipolar Technology (MLPT) menyumbang 3,07 poin
  7. Bumi Resources Minerals (BRMS) menyumbang 2,92 poin
  8. Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) menyumbang 2,59 poin
  9. Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) menyumbang 2,27 poin
  10. United Tractors (UNTR) menyumbang 1,76 poin

Perhatian investor tertuju dan berfokus ke Thamrin di mana kantor pusat Bank Indonesia berada. Gubernur Perry Warjiyo dan kolega sudah menggelar pertemuan sedari kemarin, dan akan mengumumkan hasil RDG, pada siang hari nanti.

Rapat Dewan Gubernur BI yang telah digelar sejak 19 Agustus kemarin dan diagendakan bakal mengumumkan keputusan siang nanti pukul 14.00 WIB, diprediksi akan menghasilkan vonis Hold untuk BI Rate tetap berada di level 5,25%.

Konsensus Bloomberg: BI Rate (Bloomberg)

Mengacu konsensus yang dihelat oleh Bloomberg, sebanyak 30 dari 39 Ekonom/ Analis yang disurvei, mengestimasikan BI Rate akan bertahan– tidak berubah 5,25%. Sedang, 9 diantaranya mengestimasikan BI Rate dipangkas.

Artinya, konsensus pasar untuk keputusan RDG BI hari ini tidak bulat. Porsi itu dinilai mempertimbangkan ketidakpastian putusan Federal Reserve untuk menentukan arah kebijakan suku bunga Federal Feds Rate kedepannya.

Kajian riset dari Fixed Income dan Macro Strategist Mega Capital Sekuritas Lionel Priyadi mengatakan, proyeksi tersebut dilakukan lantaran laporan pertumbuhan ekonomi nasional per Kuartal II-2025 dinilai masih cukup solid, meski sempat menuai polemik.

“(Proyeksi BI Rate masih) stay di 5,25%,” terang Lionel.

“Pertimbangannya GDP 2Q25 kemarin cukup solid.”

Lionel mengatakan, proyeksi tersebut juga dilakukan seiring dengan masih adanya ketidakpastian keputusan The Fed untuk menentukan arah kebijakan suku bunga imbas tekanan tarif Amerika Serikat (AS) dari hasil laporan Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS).

“Berpotensi membuat para anggota FOMC ragu–ragu dan makin berhati–hati dalam memutuskan kebijakan suku bunga Fed di bulan September mendatang,” papar Lionel.

Di sisi lain, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro justru memproyeksikan BI akan memotong suku bunga 25 basis poin menjadi 5%, dengan pertimbangan yang tak jauh berbeda.

“Nilai tukar rupiah yang masih stabil, didukung pertumbuhan, dan inflasi rendah,” jelasnya.

(fad/wep)

No more pages