Logo Bloomberg Technoz

Trump mengumumkan keadaan darurat energi di awal masa jabatan keduanya dalam upaya untuk meningkatkan pasokan domestik.

Namun, perusahaan-perusahaan serpih (shale oil) dan badan AS tersebut telah memperingatkan bahwa penurunan harga minyak menjelang 2026 akan mengurangi minat untuk melakukan pengeboran, dengan jumlah rig pengeboran di AS saat ini berada di sekitar level terendah dalam empat tahun.

Namun, peningkatan efisiensi dari sumur-sumur yang ada diperkirakan akan mendorong produksi sebesar 1,5% ke level tertinggi sepanjang masa, sekitar 13,41 juta bph tahun ini.

Peningkatan produksi AS, bersama dengan peningkatan produksi dari Arab Saudi dan sekutunya, diperkirakan berkontribusi pada peningkatan persediaan global lebih dari 2 juta bph pada kuartal IV-2025 dan kuartal I-2026, menurut EIA.

Angka ini sekitar 800.000 bph lebih tinggi dari perkiraan lembaga tersebut bulan lalu.

EIA juga meningkatkan perkiraan surplus pasokan global pada 2025 menjadi sekitar 1,7 juta bph, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,1 juta barel. Untuk tahun depan, lembaga tersebut memperkirakan surplus sekitar 1,5 juta bph, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 1,1 juta bph.

Hal ini membuat perkiraan AS lebih sejalan dengan Badan Energi Internasional (IEA), yang memproyeksikan kelebihan pasokan sebesar 2 juta bph pada 2026. IEA akan merilis laporan terbarunya pada Rabu (13/8/2025).

Harga minyak yang lebih rendah menghadirkan tantangan bagi perusahaan serpih, tetapi melegakan bagi konsumen.

AS kini memperkirakan harga minyak mentah Brent akan turun menjadi US$50/barel pada awal 2026, turun sekitar US$15/barel dari harga minyak mentah berjangka saat ini. Brent telah turun 11% tahun ini.

Harga eceran bensin nasional rata-rata kini diperkirakan mencapai US$2,90 per galon tahun depan, menurut laporan EIA. Harga tersebut akan menjadi biaya terendah sejak musim semi 2021, menurut data AAA.

(bbn)

No more pages