Logo Bloomberg Technoz

“Komrah [komite pengarah] sudah menyetujui dalam rapat komrah lalu,” tegas Eniya.

Dalam kesempatan berbeda, Eniya mengatakan mengatakan tambahan alokasi itu sebenarnya telah sesuai dengan perencanaan awal kementerian ihwal kebutuhan pembiayaan B40 sebesar Rp51 triliun sepanjang 2025.

Hanya saja, kata Eniya, rencana anggaran awal itu belakangan dipatok Rp35,5 triliun untuk pembiayaan sebagian program biodiesel tahun 2024 lalu.

Nah, itu diambil lagi karena untuk bayar yang tahun lalu, sehingga perlu nambah. Nambahnya alokasinya saja. Itu bukan tambah dana, bukan alokasi dana,” kata Eniya kepada awak media, di Kementerian ESDM, Senin (11/8/2025).

Kendati demikian, Eniya menegaskan, besaran realisasi pembiayaan biodiesel B40 yang digelontorkan BPDPKS bakal ditentukan oleh disparitas harga antara produk minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan solar.

“Jadi sebetulnya acuan awal kita itu Rp51 triliun untuk sampai semua di-cover,” kata Eniya.

Sebelumnya, Eniya mengelaborasi kebutuhan biaya produksi biodiesel saat ini makin meningkat seiring dengan tahapan pengembangan yang telah mencapai B40 dan akan segera ditingkatkan menjadi B50.

Selain karena disparitas antara harga solar dan CPO yang makin lebar, dia mengatakan kenaikan pungutan ekspor (PE) CPO menjadi sebesar 10% juga berdampak pada turunnya setoran dana PE kepada BPDPKS yang digunakan untuk membiayai produksi biodiesel.

Sekadar catatan, subsidi biodiesel untuk program B40 pada tahun ini diproyeksikan sekitar Rp35,5 triliun, naik dari realisasi sepanjang 2023 senilai Rp26,23 triliun untuk menyokong program B35.

Alokasi ‘subsidi’ biodiesel pada 2025 hanya dibatasi untuk segmen public service obligation (PSO) sebanyak 7,55 juta kiloliter (kl) dari total target produksi B40 tahun ini sebanyak 15,6 juta kl.

Target B50 

Di sisi lain, Kementerian ESDM memastikan program mandatori biodiesel B50 atau bauran solar dengan 50% bahan bakar nabati berbasis minyak sawit bakal diterapkan tahun depan.

Target itu disampaikan kendati belakangan alokasi BPDPKS untuk pembiayaan program B40 diperkirakan makin susut.

Kementerian ESDM saat ini tengah mengevaluasi penerapan B40 yang berjalan sepanjang tahun ini.

“Untuk B50, kita evaluasi untuk implementasi B40 tahun ini, dan juga kita harapkan untuk implementasi tahun depan B50 segera bisa dilaksanakan,” kata Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung kepada awak media di Jakarta, Jumat (8/8/2025).

(azr/wdh)

No more pages