Logo Bloomberg Technoz

Moshe menilai pembelian minyak mentah dari Rusia dapat menguntungkan bagi Indonesia, sebab harga minyak Rusia saat ini lebih murah dibandingkan rata-rata minyak dunia.

Lalu, Moshe memandang biaya logistik yang dikeluarkan Indonesia akan lebih murah, serta karakteristik minyak mentah Rusia cocok dengan spesifikasi kilang Indonesia.

Di sisi lain, dia berpendapat, Indonesia bisa menggaet negara-negara lain yang turut diganjar tarif resiprokal AS untuk membentuk kesepakatan terkait dengan kemungkinan mengatasi tarif tinggi tersebut.

“Kita ajak mereka diskusi, kita ajak mereka buat strategi bersama menghadapi Amerika. Itu akan lebih, kita bisa lebih pede,” tuturnya.

Indonesia sendiri diganjar tarif sebesar 19%, lebih rendah dari sebelum pemerintah berunding dengan AS, yakni sebesar 32%.

Salah satu kesepakatan yang diteken RI-AS yakni kebijakan impor komoditas energi dengan alokasi nilai sekitar US$10 miliar—US$15 miliar.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mensinyalir Indonesia makin serius untuk mengeksekusi rencana impor minyak mentah dan LPG dari Rusia.

Hal tersebut disampaikan usai kunjungan delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto untuk menemui Presiden Rusia Vladimir Putin di St. Petersburg pada 18—20 Juni 2025.

“Pekan ini, pada Kamis, Jumat sudah ada tim dari Rusia yang akan datang ke Indonesia untuk memulai menindaklanjuti apa yang diomongkan [pertemuan bilateral] minggu lalu,” kata Bahlil dalam wawancara dengan Liputan6 TV, beberapa waktu lalu.

Dia menggarisbawahi harga yang ditawarkan Rusia harus lebih murah atau kompetitif dibandingkan dengan negara lain.

Di sisi lain, Indonesia memang harus mengoptimalkan potensi sumber daya yang ada, tetapi tetap membutuhkan kerja sama dengan negara lain.

“Kalau kerja sendiri saya yakin optimalisasinya tidak akan semaksimal kalau kita melakukan kolaborasi dengan teman-teman investor dari luar,” tuturnya.

Tender Rusia

Dalam kesempatan sebelumnya, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sudah mulai mengeksekusi impor minyak mentah dari Rusia, setelah lama menjadi wacana pemerintah.

Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman mengonfirmasi kebijakan impor minyak mentah dari Rusia “masih dibuka” pemerintah, dan akan dilakukan sesuai dengan prosedur dan persyaratan yang berlaku.

KPI sudah terlebih dahulu mendata kebutuhan minyak mentah untuk kilang-kilang perseroan dan pengadaannya dilakukan melalui lelang terbuka, termasuk untuk minyak mentah dari Rusia.

Taufik mengungkapkan proses tender pengadaan minyak mentah untuk KPI pun telah dibuka sejak Mei tahun lalu, dan beberapa minyak asal Rusia telah masuk. Meski demikian, dia tidak mendetailkan volumenya.

“Termasuk crude Rusia. Ada beberapa crude Rusia yang masuk. Kita juga akan sesuai dengan peraturan OPEC-nya. [...] Tetap harus mengikuti aturan itu,” ujarnya saat ditemui di agenda IPA Convex di ICE BSD, Rabu (21/5/2025).

Adapun, mekanisme impor minyak Rusia akan dilakukan untuk serapan langsung ke kilang, bukan tangki penyimpanan atau storage.

(azr/naw)

No more pages