Dua saham lain dalam grup tersebut, yakni PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), yang sudah lebih dulu masuk ke dalam MSCI, dinilai memiliki peluang kenaikan bobot karena kapitalisasi pasar free float mereka relatif besar.

Secara keseluruhan, struktur MSCI Indonesia per Juli 2025 masih menunjukkan dominasi sektor keuangan dengan bobot 56,3%. Sektor material menyusul dengan 11,7%, diikuti komunikasi (8,5%) dan konsumsi primer (8,3%). Adapun lima konstituen dengan bobot terbesar adalah BBCA (27,49%), BBRI (15,15%), BMRI (10,08%), TLKM (8,54%), dan ASII (6,18%).

Sebagai informasi, MSCI atau Morgan Stanley Capital International secara rutin mengevaluasi konstituen dalam indeks mereka berdasarkan sejumlah kriteria, seperti nilai kapitalisasi pasar, tingkat likuiditas, dan kepemilikan publik atau free float. 

Perubahan konstituen dalam MSCI bisa memicu arus beli atau jual dari manajer investasi global, terutama dana-dana pasif yang mengacu pada indeks ini sebagai acuan portofolio.

(dhf)