“Mengenai proyek kan di Darantara ya jadi Darantara dan IBC dengan MIND ID dan Antam kan sedang merancang lagi termasuk dengan partner-nya,” tegas dia.
Dalam kesempatan terpisah, COO Danantara Indonesia Dony Oskaria menyebut diskusi divestasi saham CATL di lini hilir—mulai dari midstream di pabrik katoda dan prekursor hingga downstrem di pabrik sel baterai dan daur ulang — Proyek Dragon masih berlangsung, dengan harapan porsi saham IBC bisa meningkat dalam beberapa waktu ke depan.
“Mengenai kepemilikan [saham], kita sedang berdiskusi dengan CATL possibility, kemungkinan untuk kita menambah porsi kita. Jadi masih tahap diskusi dengan CATL," katanya saat ditemui usai Groundbreaking Proyek Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik di Karawang, Minggu (29/6/2025).
"Kemungkinan kita menambah porsi kepemilikan kita di joint venture [JV] baterai ini. Saat ini kita punya 30%, kita harap ke depannya hasil negosiasi kedua belah pihak harus memiliki satu kesepahaman,” kata Dony.
Adapun, secara total terdapat enam subproyek yang dikembangkan di Proyek Dragon. Lima di antaranya berlokasi di Kawasan FHT Halmahera Timur, Maluku Utara dan satu proyek lainnya di Karawang, Jawa Barat.
Proyek ini termasuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi sebesar US$5,9 miliar. Kawasan pengembangan mencakup lahan seluas 3.023 hektare (ha), dengan potensi serapan tenaga kerja langsung mencapai 8.000 orang serta pembangunan 18 dermaga multifungsi.
Untuk mendukung efisiensi dan keberlanjutan, proyek ini akan memanfaatkan kombinasi sumber energi seperti PLTU 2×150 MW, PLTG 80 MW, pembangkit dari waste heat sebesar 30 MW, dan pembangkit tenaga surya berkapasitas 172 MWp di Halmahera Timur.
Adapun, fasilitas pabrik baterai di Karawang juga akan mengadopsi pembangkit tenaga surya berkapasitas 24 MWp.
Di Karawang, proyek melibatkan pembangunan pabrik baterai lithium-ion yang merupakan hasil kerja sama antara IBC dan Konsorsium CBL melalui perusahaan patungan bernama PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB).
Kapasitas tahap pertama dirancang mencapai 6,9 GWh dan ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2026, dengan rencana ekspansi hingga 15 GWh pada tahap kedua.
Pabrik ini akan memproduksi baterai untuk kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi (battery energy storage), baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor.
Di Halmahera Timur, pengembangan mencakup lima subproyek utama, yaitu tambang nikel; smelter pirometalurgi dengan kapasitas 88.000 ton refined nickel alloy per tahun mulai 2027; dan smelter hidrometalurgi 55.000 ton MHP per tahun mulai 2028.
Selanjutnya, produksi bahan katoda nikel-kobalt-mangan 30.000 ton NCM per tahun mulai 2028; serta fasilitas daur ulang baterai 20.000 ton material termasuk nikel, kobalt, mangan, litium, dan litium karbonat per tahun mulai 2031.
Kelima proyek tersebut dikembangkan dalam kerja sama antara Antam dan Hong Kong CBL Limited (HK CBL) melalui perusahaan patungan PT Feni Haltim.
(azr/wdh)





























