Kelompok produsen itu telah mengguncang pasar minyak lewat serangkaian kenaikan produksi, meskipun permintaan menunjukkan sinyal pelemahan.
Gabungan faktor tersebut telah membuat harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) anjlok 17% sejak pertengahan Januari.
“Proyeksi peningkatan pasokan minyak global di paruh kedua tahun ini sulit untuk diabaikan,” tulis Van’t Hof.
“Karena itu, kami menyusun strategi operasional untuk menjaga volume produksi tetap datar sepanjang sisa 2025, sambil memangkas belanja.”
Pandangan ini datang dari salah satu produsen paling berpengaruh di industri energi AS, hanya beberapa bulan setelah proyeksi perusahaan pada Mei lalu menyatakan bahwa produksi shale oil AS telah mencapai puncaknya.
Sejak saat itu, aktivitas pengeboran domestik turun 12%, ke level terendah dalam hampir empat tahun.
(bbn)


































