Logo Bloomberg Technoz

Data Tenaga Kerja Jeblok, Pasar Saham AS Tertekan

News
02 August 2025 10:30

Suasana perdagangan saham di Wall Street. (Bloomberg)
Suasana perdagangan saham di Wall Street. (Bloomberg)

Rita Nazareth – Bloomberg News

Bloomberg, Wall Street mencatat aksi jual besar-besaran di aset berisiko. Saham jatuh akibat data mengenai lemahnya pasar tenaga kerja, tarif baru Presiden Donald Trump, dan ketegangan geopolitik. Imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka pendek anjlok tajam dan menjadi penurunan terdalam sejak 2023  lantaran suku bunga The Fed tak kunjung turun sesuai ekspektasi.

Indeks S&P 500 turun 1,6%,menjadi penurunan terparah sejak Mei. Prospek suram dari Amazon.com Inc. ikut memicu aksi jual di saham raksasa teknologi. Indeks volatilitas VIX menembus 20. Imbal hasil obligasi dua tahun merosot 28 basis poin ke 3,68%.


Dolar menghentikan reli enam hari, sementara harga emas naik setelah Trump mengumumkan pengerahan dua kapal selam nuklir AS untuk merespons pernyataan provokatif mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev.

Pertumbuhan lapangan kerja melambat tajam dan pengangguran naik. Data payroll hanya bertambah 73.000 pada Juli setelah dua bulan sebelumnya direvisi turun hampir 260.000. Dalam tiga bulan terakhir, rata-rata pertumbuhan lapangan kerja hanya 35.000. Pasar uang kini memproyeksikan dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini, dengan peluang 90% penurunan pertama terjadi pada September.