Juru bicara TML menolak berkomentar hal tersebut, sementara Direktur Komunikasi Meta Andy Stone membantah sebagian laporan tersebut. “Kami hanya memberikan tawaran kepada segelintir orang di TML dan meskipun ada satu tawaran besar, detailnya tidak akurat,” kata Andy.
Pendekatan Mark Zuckerberg memang disebut cukup low-profile. Dalam beberapa kasus, dia langsung menghubungi kandidat melalui WhatsApp, diikuti dengan panggilan, lalu diskusi bersama CTO Meta, Andrew “Boz” Bosworth serta eksekutif lainnya.
Bosworth disebut secara terbuka memaparkan visi Meta untuk bersaing dengan OpenAI. Meski tertinggal dalam segi perkembangan model AI, Meta berniat memanfaatkan strategi open source untuk mengkomoditisasi teknologi AI dan menekan dominasi OpenAI.
Namun, upaya agresif Meta dinilai kurang berhasil. Sejak Zuckerberg menunjuk Alexandr Wang, salah satu pendiri Scale AI, sebagai Co-Lead MSL bersama mantan CEO GitHub Nat Friedman, beredar rumor mengenai gaya kepemimpinan Wang dan kekhawatiran soal minimnya pengalaman dirinya.
Menurut sumber WIRED, banyak talenta terbaik AI yang tidak terinspirasi oleh roadmap produk Meta karena dianggap terlalu fokus pada platform seperti Facebook dan Reels.
Pada bagian lain startup Murati juga bukan kekurangan dana–pendanaan terbarunya bahkan menjadi putaran seed terbesar dalam sejarah, dengan valuasi mencapai US$12 miliar meski belum merilis produk.
Meski Meta berhasil merekrut puluhan talenta AI sejauh ini, Sam Altman, CEO OpenAI, mengatakan bahwa Meta “tidak mendapatkan orang-orang terbaik” dan harus “mengambil dari daftar cadangan”.
Hingga saat ini, semua staf MSL masih melaporkan langsung kepada Wang. Struktur organisasi resmi laboratorium tersebut belum di finalisasi, sementara tekanan semakin besar agar investasi miliaran dolar AS Meta ini bisa berbuah manis.
(wep)

































