Perusahaan juga sedang melakukan comeback di China, pasar di mana merek-merek ponsel lokal telah mendapatkan tempat di hati konsumen. Layanan (services) menjadi sisi cerah lainnya, melebihi proyeksi Wall Street.
Saham Apple naik sekitar 3% dalam perdagangan setelah jam bursa menyusul pengumuman tersebut. Sebelumnya, saham Apple telah turun 17% sepanjang tahun ini, menempatkan perusahaan jauh di bawah Nvidia Corp. dan Microsoft Corp. dalam daftar perusahaan paling bernilai di dunia.
Apple sebelumnya memperkirakan adanya tekanan biaya sebesar US$900 juta akibat tarif pada kuartal ketiga, dengan proyeksi pertumbuhan pendapatan di kisaran satu digit rendah hingga menengah. Namun akhirnya, tarif hanya menghabiskan US$800 juta, menurut pernyataan Apple hari Kamis. Apple memperkirakan tarif akan menambah biaya sebesar US$1,1 miliar pada periode berjalan.
Laba kuartal ketiga naik menjadi US$1,57 per saham, melampaui estimasi rata-rata sebesar US$1,43. Di Tiongkok, Apple melaporkan pendapatan sebesar US$15,4 miliar, naik 4,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Wall Street sebelumnya memperkirakan penjualan sebesar US$15,2 miliar dari pasar penting tersebut.
Perusahaan yang berbasis di Cupertino, California itu mencatatkan US$44,6 miliar dari penjualan iPhone selama kuartal Juni, melebihi estimasi sebesar US$40,1 miliar. Selain lonjakan pembelian akibat tarif, bisnis iPhone juga mendapat dorongan pada Februari berkat model kelas bawah terbaru yang diberi nama 16e.
Perangkat tersebut dijual seharga US$599 — jauh lebih mahal dibandingkan model yang digantikannya, yaitu iPhone SE seharga US$429. Apple akan mengumumkan iPhone generasi berikutnya pada bulan September, dan perangkat baru itu biasanya mulai dijual di minggu-minggu terakhir kuartal keempat fiskal.
Layanan (services) terus menjadi pendorong pertumbuhan terbesar bagi Apple, dengan penjualan naik 13% menjadi $27,4 miliar pada kuartal ketiga. Apple tidak memberikan proyeksi untuk segmen ini saat membahas hasil kuartal Maret lalu, dengan alasan ketidakpastian dari “beberapa faktor,” tetapi Wall Street sebelumnya memperkirakan sekitar $26,8 miliar.
Meskipun menjadi titik cerah bagi Apple, bisnis layanan menghadapi berbagai ancaman. Regulator di berbagai negara tengah mengusulkan perubahan pada kebijakan App Store, yang berpotensi mengurangi pendapatan dari perangkat lunak dan langganan. Secara terpisah, Departemen Kehakiman AS kemungkinan akan membatalkan kesepakatan dengan Google yang menjadikan mesin pencari tersebut sebagai opsi default di perangkat Apple. Kesepakatan itu menghasilkan sekitar $20 miliar per tahun bagi produsen iPhone.
Apple juga sedang berjuang untuk mengejar ketertinggalan dari para pesaingnya dalam bidang kecerdasan buatan (AI). Menurut laporan Bloomberg, perusahaan bahkan mempertimbangkan untuk melakukan outsourcing pada model bahasa besar (large language models/LLM) — teknologi yang mendasari AI generatif.
Dalam panggilan konferensi, Cook menyampaikan pandangan optimis tentang kemajuan Apple dalam AI, dan mengatakan bahwa perusahaan sedang meningkatkan investasinya dalam teknologi tersebut. Ia menolak berkomentar apakah ia percaya bahwa LLM akan menjadi komoditas, dengan alasan hal itu dapat mengungkap sebagian strategi Apple. Hal ini mengisyaratkan bahwa pergeseran menuju teknologi pihak ketiga bisa saja sedang dipertimbangkan.
Cook juga mengatakan bahwa ia terbuka terhadap akuisisi jika hal tersebut dapat mempercepat peta jalan (road map) Apple. Ia menyebut bahwa Apple telah mengakuisisi tujuh perusahaan kecil tahun ini, dan memberi sinyal bahwa kesepakatan yang lebih besar mungkin saja terjadi. “Kami tidak terpaku pada ukuran perusahaan tertentu,” ujar Cook.
Lini produk Mac menjadi sorotan pada kuartal lalu. Produk ini mencatatkan penjualan sebesar $8,05 miliar, melampaui ekspektasi Wall Street sebesar $7,3 miliar. Perusahaan merilis model MacBook Air dan Mac Studio baru dengan prosesor yang lebih cepat pada awal Maret, yang mendorong divisi ini.
iPad menghasilkan pendapatan sebesar $6,58 miliar, turun 8,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini meleset dari estimasi Wall Street sebesar $7,1 miliar. Periode tahun sebelumnya mencakup peluncuran iPad Pro versi baru yang mahal, sehingga perbandingan menjadi lebih sulit. Apple belum merilis iPad Pro baru tahun ini, tetapi menurut Bloomberg News, perusahaan berencana meluncurkan model dengan chip M5 dan perubahan pada kameranya.
Segmen Wearables, Home, dan Aksesori — yang mencakup AirPods, jam tangan pintar, perangkat TV set-top box, headset Vision Pro, dan speaker HomePod — masih berada dalam tren penurunan. Penjualannya turun 8,6% menjadi $7,4 miliar pada kuartal ini. Wall Street sebelumnya memperkirakan $7,8 miliar.
Bisnis ini dulunya dipandang sebagai cara untuk mengurangi ketergantungan Apple pada penjualan iPhone, yang menyumbang sekitar setengah dari total pendapatannya. Namun, divisi ini mencapai puncaknya pada tahun 2021, dengan hampir $15 miliar pada kuartal liburan. Apple menyalahkan penurunan tersebut pada peluncuran aksesori iPad utama pada kuartal yang sama tahun sebelumnya.
Namun, kurangnya produk baru yang menarik kemungkinan menjadi faktor yang lebih besar. Apple Watch Ultra pada 2022 merupakan perubahan besar terakhir pada lini jam tangan pintarnya. Perusahaan juga belum merilis versi baru AirPods Pro sejak 2022, dan model kelas bawah yang diluncurkan tahun lalu tidak sepopuler yang diharapkan.
Masalah terbesar untuk kategori ini mungkin adalah Vision Pro, yang dijual seharga $3.499 dan membutuhkan hampir satu dekade serta miliaran dolar untuk dikembangkan. Terlepas dari harganya yang tinggi, perangkat ini tidak memberikan dampak signifikan terhadap pendapatan dari lini wearable dan gagal secara komersial. Perusahaan berencana merilis model versi baru akhir tahun ini dengan chip baru — tetapi perubahan besar pada produk ini belum direncanakan hingga tahun 2027.
Meski begitu, kategori ini mungkin mendapat dorongan dalam beberapa tahun mendatang ketika Apple meluncurkan kacamata pintar yang akan menyaingi produk populer dari Meta Platforms Inc. Apple juga berencana merilis Apple Watch Ultra baru tahun ini dengan konektivitas satelit — fitur yang ditujukan bagi pendaki yang ingin tetap terhubung saat berada di luar jangkauan jaringan seluler. Selain itu, Apple juga tengah mengembangkan AirPods baru, kotak Apple TV versi terbaru, serta perangkat rumah pintar dengan layar dan sistem operasi baru, menurut laporan Bloomberg News.
Dalam panggilan tersebut, Cook ditanya apakah konsumen pada akhirnya bisa beralih ke perangkat AI tanpa layar — yang bisa menjadi ancaman bagi iPhone. Ia mengatakan bahwa produk andalan Apple akan sulit digantikan.
“Sulit membayangkan dunia tanpa iPhone,” ujarnya. “Dan itu bukan berarti kami tidak memikirkan hal-hal lain juga, tapi saya rasa perangkat-perangkat tersebut kemungkinan besar akan bersifat pelengkap, bukan pengganti.”
(bbn)

































