Sementara Bursa Saham Asia juga menapaki jalur merah. Pada penutupan perdagangan, CSI 300 (China), Hang Seng (Hong Kong), Shenzhen Comp. (China), Shanghai Composite (China), Straits Times (Singapura), PSEI (Filipina), KLCI (Malaysia), SENSEX (India), Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), KOSPI (Korea Selatan), dan SETI (Thailand), yang terpangkas masing-masing 1,82%, 1,6%, 1,39%, 1,18%, 1,08%, 1,04%, 0,74%, 0,36%, 0,34%, 0,28%, dan 0,14%.
Sedang, NIKKEI 225 (Tokyo), Topix (Jepang), dan TW Weighted Index (Taiwan), masih mampu menguat 1,02%, 0,78%, dan 0,34%.
Merahnya IHSG dan Bursa Asia hari ini tersengat pengumuman hasil rapat FOMC Federal Reserve, Bank Sentral Amerika Serikat, Bank Sentral paling berpengaruh di dunia pada pertemuan bulan Juli.
Yang jadi pertimbangan investor adalah ketidakpastian lajur pengguntingan suku bunga The Fed di sisa tahun ini. Pasar mendapati pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell bernada Hawkish yang menilai kebijakan menahan suku bunga acuan akan lebih tepat dalam menghadapi ketidakpastian efek tarif.
Sementara prospek kebijakan suku bunga acuan The Fed pada September nanti akan bergantung pada rilis data inflasi serta tenaga kerja AS pada Juli dan Agustus.
Sinyal Hawkish The Fed lantaran ketangguhan ekonomi AS tak terbendung. Rilis data pertumbuhan AS pada Kuartal II–2025 memperhitungkan, ekonomi terbesar itu mencatat laju PDB 3%, berbalik positif dari data semula yang negatif 0,5% dan jauh lebih tinggi dibanding estimasi pasar.
Hal itu dinilai menunjukkan resiliensi perekonomian AS di tengah tekanan tarif impor universal sebesar 10% dan sejumlah tarif sektoral. Di sisi lain, data inflasi inti PCE juga tercatat kenaikan di atas ekspektasi, sebesar 2,5%.
Hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka The Fed (Federal Open Meeting Committee/FOMC), memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran target 4,25% hingga 4,5%.
Sembari tetap menilai bahwa “Kondisi pasar tenaga kerja masih solid,” dan inflasi “masih relatif tinggi.”
Ekspektasi akan pemangkasan suku bunga pada bulan September juga redup.
“Masih banyak sekali ketidakpastian yang harus diselesaikan,” kata Powell kepada media setelah Bank Sentral memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga, seperti yang dilaporkan Bloomberg News.
“Rasanya kita belum terlalu dekat dengan akhir dari proses tersebut.”
Tim Research Phillip Sekuritas juga memaparkan, semakin besar keraguan mengenai apakah Bank Sentral AS (Federal Reserve) akan melakukan pemangkasan suku bunga di bulan September yang akan mendongkrak perekonomian.
“Jerome Powell sendiri mengisyaratkan bahwa Federal Reserve masih belum siap untuk memangkas suku bunga,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
(fad)
































