Kata Kemendag soal Fenomena Rojali hingga Daya Beli Turun
Mis Fransiska Dewi
31 July 2025 18:00

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) membantah maraknya fenomena ‘Rojali’ di pusat perbelanjaan atau mal imbas melemahnya daya beli masyarakat. Kemendag mengklaim daya beli masyarakat justru tumbuh 1,9% secara tahunan.
“Daya beli itu kan ada peningkatan 1,9% year on year (yoy). Jadi saya bisa berargumen berdasarkan data itu saja. Seharusnya sih daya beli kita enggak terganggu [karena fenomena Rojali],” kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Iqbal Shoffan Shofwan ditemui di kantornya, Kamis (31/7/2025).
Rojali merupakan singkatan dari rombongan jarang beli dan dianggap merugikan para pelaku usaha. Istilah rojali merujuk pada fenomena masyarakat yang datang ke mal, tetapi bukan untuk berbelanja. Fenomena ini membuat mal terlihat ramai pengunjung, tetapi transaksinya minim.
Iqbal menambahkan daya beli masyarakat pada dasarnya masih terjaga. Hal itu tercermin dari hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia (BI) pada Mei 2025, menunjukkan bahwa Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2025 tercatat masih tumbuh 1,9% yoy, dan IPR Juni juga diperkirakan kembali tumbuh 2% yoy.
Menurutnya, IPR Mei tersebut meski masih terkontraksi ketika dilihat secara bulanan, namun kontraksinya jauh lebih kecil dibanding kontraksi periode April. Artinya, kondisi perekonomian berangsur membaik.

































