AS merupakan pasar ekspor terbesar bagi produsen mobil Jepang, dengan nilai penjualan mencapai US$40,8 miliar tahun lalu, ditambah model lain yang dikirim dari pabrik di Kanada dan Meksiko. Toyota, yang semula diperkirakan paling terdampak tarif dibandingkan para pesaingnya, berharap hubungan AS–Jepang membaik dan menyerukan pengurangan bea masuk lebih lanjut.
Toyota juga melaporkan pada Juni, penjualan global naik 2,7% menjadi 937.246 unit. Produksi meningkat 7,7% menjadi 963.455 unit.
Sementara kebangkitan popularitas kendaraan hybrid mendukung kinerja perusahaan, Toyota dan merek otomotif lama lainnya masih menghadapi persaingan ketat dari produsen mobil listrik, dipimpin Elon Musk lewat Tesla Inc. dan BYD Co. dari China. Toyota sejauh ini telah menjual sekitar 82.000 mobil listrik murni tahun ini, hampir seluruhnya di luar Jepang.
(bbn)






























