Logo Bloomberg Technoz

Industri Kimia

Dia berpendapat, jika pemerintah ingin mempercepat hilirisasi batu bara, seharusnya proyek tersebut tidak dialokasikan di lingkup industri pertambangan, melainkan menjadi ranah industri kimia.

Di dalam UU Ciptaker ditegaskan bahwa perusahaan tambang pemilik izin usaha pertambangan khusus (IUPK) atas perubahan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) harus mengintegrasikan dengan proyek hilirisasi batu bara yang salah satunya DME.

Seharusnya, ujar Singgih, pemerintah merevisi aturan tersebut agar tidak memaksakan suatu perusahaan harus memproduksi hilirisasi batu bara berupa DME, tetapi bisa juga proyek dengan nilai tambah tinggi lainnya.

Singgih juga menyarankan BPI Danantara selaku pihak yang akan berinvestasi di proyek DME batu bara menggaet pihak lain, khususnya perusahaan China yang memiliki pengalaman dan teknologi mutakhir.

“Sebaiknya jika dilakukan oleh Danantara tentunya harus memilih partner yang memiliki teknologi yang tepat sekaligus pendanaannya,” pungkas dia.

Dalam paparan hasil prastudi kelayakan 18 proyek hilirisasi dan ketahanan energi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia pekan lalu, terungkap bahwa  pemerintah berencana membangun proyek DME batu bara di 6 lokasi, yakni; Bulungan, Kutai Timur, Kota Baru, Muara Enim, Pali hingga Banyuasin.

Proyek tersebut diestimasikan menelan investasi Rp164 triliun atau yang terbesar dari 18 proyek hilirisasi yang akan disokong Danantara itu.

Bahlil menjelaskan DME batu bara masuk menjadi salah satu dari delapan proyek di sektor minerba. Nantinya, proyek tersebut akan terdiri dari proyek yang belum dijalankan dan juga proyek baru.

Adapun, proyek DME itu mengambil bagian sekitar 26,52% dari keseluruhan nilai investasi proyek yang diajukan Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional ke Danantara. Proyek itu juga diklaim dapat menyerap 34.800 tenaga kerja.

Proyek mercusuar hilirisasi batu bara menjadi DME sebelumnya sudah gagal pada era Presiden Joko Widodo. Investor dari Amerika Serikat (AS), Air Products & Chemicals Inc. (APCI), hengkang pada 2023 dari proyek DME batu bara yang dipenggawai oleh PT Bukit Asam Tbk. (PTBA).

Saat itu, proyek gasifikasi batu bara menjadi DME direncanakan selama 20 tahun di wilayah Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) yang berada di mulut tambang batu bara Tanjung Enim, Sumatra Selatan. BACBIE akan berada di lokasi yang sama dengan PLTU Mulut Tambang Sumsel 8.

Sebelum APCI angkat kaki, proyek itu mulanya digadang-gadang sanggup menghasilkan DME sekitar 1,4 juta ton per tahun dengan memanfaatkan 6 juta ton batu bara per tahun. Proyek ini ditargetkan dapat menghasilkan substitusi LPG impor sekitar 7—8 juta ton per tahun.

Proyek hilirisasi batu bara dari 7 perusahaan pemegang IUPK:

PT Arutmin Indonesia

  • Produk hilirisasi : Metanol dan Amonia
  • Kapasitas input batu bara : 6 juta ton/tahun (dari Blok Sarongga)
  • Rencana investasi : US$2,7 miliar
  • Kapasitas output produk : 2,95 juta ton/tahun

PT Kaltim Prima Coal

  • Produk hilirisasi : Metanol
  • Kapasitas input batu bara : 6,5 juta ton/tahun
  • Rencana investasi : US$2,17 miliar
  • Kapasitas output produk : 1,8 juta ton/tahun

PT Adaro Indonesia

  • Produk hilirisasi : Metanol dan DME
  • Kapasitas input batu bara : 6,75 juta ton/tahun (dari Pit Wara-1 dan Pit Wara-2)
  • Rencana investasi : Metanol (US$2,61 miliar) atau DME (US$2,83 miliar)
  • Kapasitas output produk : Metanol (2 juta ton/tahun) atau DME (1,34 juta ton/tahun)

PT Kideco Jaya Agung

  • Produk hilirisasi :
    • Tahap Komersial I : Listrik (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas / PLTMG)
    • Tahap Komersial II : Ammonia - Urea
  • Kapasitas input batu bara :
    • PLTMG : 56.835 ton/tahun
    • Ammonia - Urea : 566.062 ton/tahun
  • Rencana investasi :
    • PLTMG : US$11,17 juta
    • Ammonia - Urea : US$244,23 juta
  • Kapasitas output produk :
    • PLTMG : 6 MW
    • Rencana Ammonia : 100.000 ton/tahun atau Urea : 172.000 ton/tahun

PT Multi Harapan Utama

  • Produk hilirisasi : Semikokas
  • Kapasitas input batu bara : 1 juta ton/tahun (dari Pit Belumpur dan Pit South Sentuk, Blok Gitan)
  • Rencana investasi : US$81,3 juta
  • Kapasitas output produk :
    • Produk utama: Semikokas (552.000 ton/tahun)
    • Produk samping: Coal Tar (100.000 ton/tahun) dan COG (200.000 MWh/tahun)

PT Tanito Harum

  • Produk hilirisasi : Semikokas
  • Kapasitas input batu bara : 300.000 ton/tahun (dari Blok Sukodadi, Pondok Labu, dan Central Busang)
  • Rencana investasi : US$42,23 juta
  • Kapasitas output produk : Semikokas (150.000 ton/tahun)

PT Berau Coal

  • Produk hilirisasi : Metanol
  • Kapasitas input batu bara : 3,49 juta ton/tahun dari Blok Binungan 10
  • Rencana investasi : USD$774,80 juta
  • Kapasitas output produk : 940.000 ton/tahun

(wdh)

No more pages