Renaco juga memanfaatkan teknologi dari ekosistem digital BRI, termasuk penggunaan QRIS BRI dan Point of Sales (POS) untuk mendukung transaksi non-tunai dan pencatatan penjualan secara real time.
“QRIS BRI membuat pelanggan lebih nyaman saat bertransaksi, sementara saya tidak perlu repot menyiapkan uang kembalian. Semua transaksi tercatat otomatis di POS, jadi saya bisa memantau omzet harian Renaco tanpa harus menghitung manual,” imbuhnya.
Kini, seluruh produk Renaco telah bersertifikasi halal, memiliki izin PIRT, dan dilindungi oleh Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Tak hanya berdampak bagi dirinya, usaha Lilia juga turut membuka lapangan kerja.
“Meski skala usaha masih kecil, saya ingin Renaco memberi dampak positif. Paling tidak ada dua keluarga yang terbantu lewat pekerjaan ini,” ujar Lilia.
Ke depan, Lilia memiliki visi besar untuk Renaco—memperluas pasar ke luar daerah dan mancanegara melalui platform digital, serta membuka gerai dengan konsep kafe sehat berbasis olahan kurma.
“Kalau ada pesan untuk teman-teman UMKM, teruslah belajar dan manfaatkan semua fasilitas yang ada, seperti pelatihan di Rumah BUMN binaan BRI. Jangan cepat menyerah, karena kita tidak pernah tahu kapan usaha kita akan berkembang pesat. Kuncinya konsisten,” pungkasnya.
Sementara itu, Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menegaskan komitmen BRI dalam mendampingi pelaku UMKM.
“Salah satunya adalah melalui Rumah BUMN, kami tidak hanya memberikan akses pelatihan dan pembinaan, tetapi juga mendukung UMKM dengan teknologi dan akses pasar, sehingga harapannya pengusaha UMKM dapat naik kelas,” ujar Hendy.
(tim)






























