Selain itu, sektor pariwisata juga akan menjadi salah satu tumpuan pemerintah untuk mendongkrak ekonomi sepanjang sisa tahun ini, terutama menjelang momentum libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Dia menambahkan kemudahan akses tersebut juga sejalan dengan strategi menarik investasi asing langsung ke berbagai wilayah potensial di Indonesia, dengan memastikan konektivitas dan fasilitas penunjang yang memadai.
"Pelabuhan-pelabuhan [ini] tempat destinasi turis agar bisa mengakses regional ataupun international flight. Nah, ini juga sejalan dengan kita mau menarik investasi dari berbagai negara yang mereka ingin langsung datang ke tempatnya," tutur Airlangga.
Sekadar catatan, pemerintah telah menetapkan pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran 5,2%—5,8%.
Hal ini telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dalam Rapat Paripurna, Kamis (24/7/2025), terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026 yang disampaikan pemerintah untuk dibahas lebih lanjut.
Dari seluruh asumsi makro, hanya poin target lifting minyak mentah yang berubah. Saat ini, produksi siap jual minyak ditetapkan menjadi di kisaran 605.000—620.000 barel per hari (bph), atau naik sedikit dari asumsi awal yang berada di kisaran 600.000—605.000 bph.
Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya menyampaikan seluruh poin kesepakatan tersebut juga nantinya sekaligus menjadi dasar perumusan Nota Keuangan RAPBN 2026 yang akan dibacakan Presiden pada 15 Agustus.
RAPBN 2026 nantinya akan dibahas oleh masing-masing Komisi DPR untuk disahkan menjadi APBN 2026.
Berikut Asumsi Dasar Ekonomi Makro yang telah disepakati pemerintah bersama DPR:
- Pertumbuhan Ekonomi: 5,2%—5,8%
- Suku Bunga Surat Berharga Negara 10 Tahun: 6,6%—7,2%
- Nilai tukar: Rp16.500—Rp16.900/US$
- Inflasi: 1,5%—3,5%
- Harga minyak mentah Indonesia/Indonesia Crude Oil Price (ICP): US$60—US$80/barel
- Lifting minyak bumi: 605.000—620.000 barel per hari (bopd)
- Lifting gas bumi: 953.000—1,017 juta barel setara minyak per hari (boepd)
Sasaran pembangunan dan indikator pembangunan:
- Tingkat kemiskinan: 6,5%—7,5%
- Tingkat kemiskinan ekstrem: 0%—0,5%
- Rasio gini: 0,377—0,380
- Tingkat pengangguran terbuka: 4,44%—4,96%
- Indeks modal manusia: 0,57
- Indeks kesejahteraan petani: 0,7731
- Proporsi penciptaan lapangan kerja formal: 37,95%
Postur Makro Fiskal (% dari Produk Domestik Bruto/PDB):
1. Pendapatan Negara (Total):11,71%—12,31% dari PDB
- Perpajakan: 10,08%—10,54%
- PNBP: 1,63%—1,76%
- Hibah: 0,002%—0,003%
2. Belanja Negara (Total): 14,19%—14,83%
- Belanja Pemerintah Pusat: 11,41%—11,94%
- Transfer ke Daerah (TKD): 2,78%—2,89%
3. Keseimbangan Primer: 0,18%—0,22%
4. Defisit: 2,48%—2,53%
5. Pembiayaan: 2,48%—2,53%
(prc/wdh)

































