Logo Bloomberg Technoz

Selain itu, Danantara bertanggung jawab menyusun tata kelola internal untuk Danantara Asset Management, termasuk kebijakan terkait sumber daya manusia, keuangan, manajemen risiko, dan aspek hukum.

Lebih rinci, Dony menjelaskan bahwa seluruh program kerja bersifat prioritas dan dijalankan secara paralel oleh tim-tim berbeda di bawah Danantara. Terkait BUMN karya, Dony menyebut proses konsolidasi tengah berjalan dan akan disesuaikan dengan skala permasalahan masing-masing entitas.

“Karena ini RKAP tahun 2025, yang tinggal 6 bulan lagi. Jadi semuanya menjadi prioritas,” ujarnya.

Beberapa isu strategis yang masuk dalam daftar program kerja Danantara dan ditargetkan rampung dalam 6 bulan ini yaitu restrukturisasi proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung, restrukturisasi maskapai dan konsolidasi pupuk.

Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung

Danantara sedang menyiapkan sejumlah alternatif penyelesaian jangka panjang atas beban utang konsorsium proyek kereta cepat. Konsorsium ini terdiri dari PT KAI, WIKA, dan Jasa Marga.

“Kami ingin penyelesaian kali ini komprehensif dan tidak mengganggu kinerja PT KAI ke depannya,” ujar Dony.

Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCIC) menelan biaya investasi total sekitar US$7,2 miliar atau setara dengan Rp112 triliun. Nilai ini meningkat dari estimasi awal sebesar US$6,07 miliar, seiring terjadinya pembengkakan biaya atau cost overrun sebesar US$1,2 miliar (sekitar Rp18–19 triliun). Biaya tambahan tersebut disebabkan oleh berbagai kendala seperti pembebasan lahan, perubahan desain, serta kompleksitas teknis selama konstruksi.

Skema pembiayaan proyek ini terdiri dari 25% ekuitas dan 75% pinjaman. Pembangunan proyek Kereta Cepat Whoosh diperoleh dari dana pinjaman China Development Bank (75%). Sedangkan 25% merupakan setoran modal pemegang saham, yaitu gabungan dari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) (60%) dan Beijing Yawan HSR Co. Ltd. (40%).

Komposisi pemegang saham PSBI yaitu PT Kereta Api Indonesia (Persero) 51,37%, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 39,12%, PT Perkebunan Nusantara I 1,21%, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk 8,30%. Adapun komposisi pemegang saham Beijing Yawan HSR Co. Ltd yaitu CREC 42,88%, Sinohydro 30%, CRRC 12%, CRSC 10,12%, dan CRIC 5%.

Konsolidasi dan Penguatan Industri Pupuk

Danantara menetapkan sektor pupuk sebagai salah satu program prioritas pada tahun ini. Menurut COO Danantara Dony Oskaria, sejumlah langkah strategis tengah disiapkan untuk memperkuat kinerja industri pupuk nasional. Langkah tersebut mencakup streamlining atau penyederhanaan proses bisnis agar lebih fleksibel dan efisien. Selain itu, perusahaan juga merencanakan pembangunan dan perbaikan sejumlah pabrik pupuk guna menekan biaya produksi.

Dony menjelaskan bahwa struktur holding pupuk sebenarnya telah terbentuk. Namun, saat ini Danantara sedang melakukan evaluasi ulang terhadap strategi bisnis holding tersebut agar mampu menjadi entitas yang lebih tangguh dan kompetitif. Ia menegaskan bahwa penguatan sektor pupuk juga berkaitan erat dengan target pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.

Restrukturisasi Maskapai Garuda Indonesia

Danantara sedang menjalankan restrukturisasi besar terhadap Garuda Indonesia, termasuk aksi korporasi tunai dan non-tunai. Penambahan armada pesawat juga disiapkan guna meningkatkan layanan dan memperbaiki kinerja industri penerbangan nasional.

Teranyar, Danantara Indonesia resmi mengucurkan dana sebesar Rp6,65 triliun kepada PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) melalui skema pinjaman pemegang saham (shareholder loan). Suntikan ini menjadi tahap awal dari rangkaian restrukturisasi untuk memulihkan kondisi keuangan maskapai pelat merah tersebut.

Dony Oskaria menyebut pendanaan ini merupakan "kick-off" dari sejumlah aksi korporasi yang telah disiapkan. Ia menegaskan dukungan Danantara tidak berhenti pada SHL, dan akan dilanjutkan dengan skema lain, baik berbentuk tunai maupun non-tunai, termasuk bagi entitas anak seperti Citilink dan GMF AeroAsia.

Dony juga membuka opsi konversi SHL menjadi ekuitas, yang berpotensi mengubah struktur kepemilikan saham Garuda ke depan.

(lav)

No more pages