Logo Bloomberg Technoz

Sedangkan tenor lain, masih bergerak naik harganya terlihat dari tingkat imbal hasil yang turun seperti tenor 3Y turun 1,4 bps, lalu 11Y juga turun 2,8 bps serta 16Y dan 18Y masing-masing turun 2,2 bps dan 1,8 bps.

Reli harga di pasar surat utang RI sudah berlangsung kuat sejak Jumat pekan lalu, didorong oleh menguatnya ekspektasi penurunan suku bunga acuan, BI rate, lebih lanjut ke depan.

Di sisi lain, masih bertahannya ekspektasi pasar akan peluang penurunan suku bunga Amerika, Fed fund rate, juga telah sedikit memperlebar kembali selisih imbal hasil US Treasury dengan SBN menjadi 210 bps. 

Nilai tukar rupiah rupiah hari ini bergerak menguat didukung oleh sentimen pasar global yang membaik menyusul tercapainya kesepakatan dagang AS dengan Jepang dan Filipina.

Pasar mendapatkan kepastian yang lebih terang dalam menghitung dampak kesepakatan dagang itu pada korporasi ke depan. 

Mata uang Asia pun jadi tertolong menguat hari ini bahkan ketika indeks dolar AS bergerak di zona hijau. Mayoritas valuta Asia menguat dipimpin oleh dolar Taiwan dan baht, disusul won, peso, yuan offshore, ringgit, yuan Tiongkok. Sedangkan rupiah bertahan di kisaran Rp16.295/US$, menguat 0,09% dibanding posisi kemarin.

Hanya yen dan dolar Singapura yang masih tertekan. 

Bursa Asia juga bergerak bullish dengan mayoritas melenggang di zona hijau. Indeks saham Nikkei dan Topix melompat naik hingga lebih dari 3% sampai siang ini.

Sementara indeks saham di Asia Tenggara juga hijau terutama SE Thai Thailand yang naik 2,22%, bersama bursa saham Filipina yang menguat 1,14%. Sedangkan IHSG tercatat ditutup naik 0,77% pada penutupan sesi pertama perdagangan hari ini.

Rencana global bond

Rencana pemerintah menerbitkan seri global bond baru dalam denominasi dolar Australia dan yuan Tiongkok dinilai akan positif bagi pasar obligasi domestik.

Hal itu yang mendukung tren bullish pasar surat utang belakangan, selain faktor BI rate. Alhasil, di pasar perdana SBN juga ramai diserbu investor seperti terlihat dalam lelang sukuk kemarin, dengan kenaikan incoming bids sebesar 23,1% menjadi Rp50,26 triliun, level tertinggi baru.

Menurut analisis tim riset Mega Capital Sekuritas, ramainya lelang pada Selasa terutama karena sentimen bullish yang kuat di pasar belakangan tentang peluang penurunan BI rate ke depan.

"Rencana Kemenkeu menerbitkan lebih banyak obligasi dalam denominsi valas dalam beberapa bulan ke depan, juga berkontribusi memicu reli bullish yang sudah berlangsung," kata Lionel Priyadi, Muhammad Haikal dan Nanda Rahmawati dari Mega Capital, dalam catatannya untuk klien.

Bila Pemerintah RI menerbitkan obligasi global dalam denominasi aussie, alias dolar Australia (Kangaroo Bond) pada Agustus, disusul penerbitan Dimsum Bond -sebutan untuk global bond dalam yuan pada kuartal IV nanti, dalam rentang nilai penerbitan US$ 2 miliar atau masing-masing sebesar US$ 1 miliar, "Hal itu akan membawa porsi penerbitan global bond RI tahun ini akan mencapai 14,14%, lebih tinggi dibanding tahun lalu 12,43%, di mana itu akan mengurangi suplai obligasi rupiah," kata Lionel.

Suplai yang terbatas akan membuat harga surat utang eksisting di pasar bakal makin menarik. Tak heran bila rencana tersebut akan makin memberi energi bullish pada pasar surat utang RI ke depan.

(rui)

No more pages