Kenaikan harga emas Antam hari ini dilatarbelakangi oleh pergerakan harga di pasar internasional. Pada penutupan perdagangan hari Selasa, harga emas di pasar spot New York, ditutup naik 1,01% di level US$ 3.431,48 per troy ounce. Alhasil, dalam dua hari pekan ini saja harga emas dunia sudah menguat hampir 2,5% setelah pada pekan lalu tergerus 0,17%.
Keperkasaan lagi emas di pasar terjadi seiring pamor dolar AS yang kian kusut di tengah perkembangan isu seputar masa depan bank sentral AS, Federal Reserve.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent bilang ia tidak melihat ada alasan bagi Gubernur Federal Reserve Jerome Powell untuk mundur, di tengah kritik Presiden Donald Trump yang terus berlanjut dan menginginkan otoritas moneter itu memangkas bunga acuan sebesar 3 poin persentase.
pasar sempat diliputi kekhawatiran akan masa depan independensi The Fed. Hal itu akhirnya membuat pamor dolar AS makin kusut dan menaikkan permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven.
"Dolar kehilangan fungsinya sebagai penyimpan nilai dan emas batangan berada dalam posisi yang sangat menguntungkan," kata Ahli Strategi Komoditas Senior di TD Securities Dan Ghali dalam catatannya, dilansir dari Bloomberg News.
Menkeu Bessent melontarkan dukungannya pada Powell. "Tidak ada yang memberi tahu saya bahwa dia [Powell] harus mundur sekarang," kata Bessent dalam wawancara dengan Fox Business, Selasa kemarin.
Bessent melanjutkan, masa jabatan Powell akan berakhir bulan Mei. "Jika dia ingin melanjutkan, saya rasa dia harus melanjutkannya. Jika dia ingin pergi lebih awal, saya rasa dia harus melakukannya," kata Bessent.
Sementara Trump kemarin juga mengulangi lagi kritiknya dengan mengatakan bahwa Powell, "telah melakukan pekerjaan yang buruk, tetapi dia akan segera lengser - dalam delapan bulan dia akan lengser."
Trump mengatakan keyakinannya bahwa suku bunga The Fed seharusnya 3 poin persentase lebih rendah dari posisi saat ini di 4,25%.
(rui)



























