Harga emas berhasil putar arah setelah sempat minus 2 hari beruntun. Selama 2 hari tersebut, harga berkurang hampir 1%.
Oleh karena itu, harga emas mungkin memang sudah ‘murah’. Aksi bargain buying alias serok di bawah sepertinya berhasil mengangkat harga komoditas ini.
Selain itu, kabar dari Amerika Serikat (AS) juga menjadi katalis kenaikan harga emas. Bloomberg News mengabarkan, Presiden AS Donald Trump mungkin akan memecat Gubernur Bank Sentral Federal Reserve.
Anna Paulina Luna, Anggota House of Representatives dari Partai Republik, mengungkapkan bahwa Powell akan segera dipecat.
“Mendengar Jerome Powell akan dipecat! Dari sumber yang sangat serius,” cuit Luna di media sosial.
“Saya 99% yakin pemecatan akan terjadi,” sambungnya.
Emas adalah aset yang dipandang aman (safe haven asset). Ketika situasi bergejolak, terjadi turbulensi, maka emas biasanya menjadi pilihan pelaku pasar untuk menyelamatkan diri.
Mendengar kabar pemecatan Powell, harga emas pun sempat melesat hingga 1,6%.
Namun kemudian ada perkembangan baru. Trump kemudian memberikan konfirmasi bahwa pemerintahannya memang sangat cemas, tetapi tidak berniat melakukan apa-apa.
“itu (pemecatan Powell) sangat tidak mungkin. Kecuali dia harus pergi karena penipuan,” kata Trump.
Menanggapi perkembangan ini, pelaku pasar agak lega. Kenaikan harga emas pun melandai, dan ditutup dengan penguatan di bawah 1%.
(aji)






























