Logo Bloomberg Technoz

Sebelumnya, awal Juli lalu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kmembeberkan sejumlah temuan lanjutan soal adanya praktik 'culas' produsen hingga pedagang beras oplosan yang juga terjadi selama bertahun-tahun.

Praktik tersebut juga telah terjadi selama bertahun-tahun, dengan total kerugian negara yang diklaim mencapai Rp2 triliun/tahun selama lima tahun. Dengan demikian, negara telah rugi hingga Rp10 triliun.

"Kita hitung kerugian negara Rp2 triliun ini [dalam] satu tahun. Kalau lima tahun [mencapai] Rp10 triliun, yang diambil Rp1,4 triliun," ujar Amran saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi V DPR, Rabu (2/7/2025).

Amran mengatakan, temuan tersebut juga berdasarkan hasil turun lapangan dan pengecekan langsung satgas pangan Polri bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Praktik culas itu dilakukan kepada beras stabilisasi harga pangan (SPHP) yang memang digelontorkan oleh pemerintah setiap tahun melalui Perum Bulog, dengan mutu yang tidak sesuai.

"Kita lihat langsung tempat penyaluran SPHP, yang dilakukan adalah 20% [beras penyaluran itu] dipajang [sesuai], [tetapi] 80% dibongkar, [lalu] dijual premium jadi naik Rp2.000-3.000," tutur Amran.

Daftar Produsen dan Merek yang Tersangkut Beras Oplosan

Pedagang beras istirahat saat berjualan di Pasar Minggu, Jumat (1/11/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

1. Wilmar Group:

Merek: Sania, Sovia, Fortune, Siip 
(Pemeriksaan 10 sampel - Aceh, Lampung, Sulsel, Jabodetabek, Yogyakarta)

2. ⁠PT Food Station Tjipinang jaya:

Merek: Alfamidi Setra Pulen, Beras Premium Setra Ramos, Beras Pulen Wangi, Food Station, Ramos Premium, Setra Pulen, Setra Ramos 
(sumber 9 sampel: Sulsel, Kalsel, Jabar, Aceh)

3. ⁠PT Belitang Panen Raya:

Merek: Raja Platinum, Raja Ultima 
(sumber 7 sampel - Sulsel, Jateng, Kalsel, Jabar, Aceh, Jabodetabek) 

4. PT Sentosa utama Lestari/Japfa group:

Merek: Ayana 
(3 sampel - Yogyakarta, Jabodetabek)

(ain)

No more pages