Saham-saham infrastruktur, saham energi, dan saham barang baku mencatatkan kenaikan paling tinggi, dengan masing-masing menguat 3,65%, 3,45% dan 0,64%, yang juga turut mendorong IHSG melesat di zona hijau.
Menguatnya IHSG merupakan efek secara langsung dari kenaikan sejumlah saham Big Caps, termasuk saham Prajogo Pangestu.
Berikut diantaranya berdasarkan data Bloomberg, Senin (14/7/2025).
- Barito Renewables Energy (BREN) menyumbang 39,99 poin
- Dian Swastatika Sentosa (DSSA) menyumbang 29,85 poin
- Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) menyumbang 7,74 poin
- Barito Pacific (BRPT) menyumbang 5,31 poin
- Chandra Daya Investasi (CDIA) menyumbang 3,05 poin
- Chandra Asri Pacific (TPIA) menyumbang 2,82 poin
- Petrosea (PTRO) menyumbang 2,71 poin
- Surya Semesta Internusa (SSIA) menyumbang 1,81 poin
- Bumi Resources Minerals (BRMS) menyumbang 1,12 poin
- Pantai Indah Kapuk Dua (PANI) menyumbang 1,04 poin
Peluang Saham Prajogo Pangestu Masuk Kembali ke Indeks MSCI
Penyedia indeks global, Morgan Stanley Capital Index (MSCI) mencabut perlakuan khusus 3 saham Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), dan PT Petrosea Tbk (PTRO) untuk periode peninjauan indeks Agustus 2025.
Ketiga saham itu nantinya bakal dievaluasi sesuai dengan metodologi MSCI Global Investable Market Indexes Methodology (GIMI).
“MSCI tidak lagi menerapkan perlakuan khusus pada saham tersebut pada periode peninjauan Agustus 2025,” tulis MSCI dalam pengumuman resmi, Senin (14/7/2025).
Keputusan itu diambil selepas MSCI menampung masukan pelaku pasar ihwal mekanisme Unusual Market Activity (UMA) atau pencatatan di Papan Pemantauan Khusus (FCA) di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dianggap terlalu ketat.
Belakangan, MSCI tidak lagi memperhitungkan kriteria UMA dan FCA selama 12 bulan terakhir sebagai kriteria utama peninjauan indeks MSCI bulan depan.
“Ketiga saham itu akan dievaluasi sesuai metodologi MSCI Global Investable Market Indexes (GIMI), termasuk dengan perubahan baru ini ke depannya,” jelas MSCI.
Di sisi lain, MSCI memperketat perlakuan terhadap sejumlah saham yang masuk ke dalam Indonesia Watchlist Board lantaran Kriteria 10 dan saham dalam Taiwan Disposition Board, dengan memperpanjang periode pemantauan.
Dalam kebijakan baru ini, MSCI tidak akan menambah saham ke dalam MSCI Investable Market Indexes (IMI) atau memindahkan saham antar segmen ukuran (Standard and Small Cap) jika saham tersebut tercatat dalam daftar pengawasan sejak Price Cutoff Date peninjauan indeks sebelumnya hingga 3 hari kerja sebelum tanggal efektif peninjauan indeks yang sedang berlangsung.
Sebagai catatan, saat ini periode pemantauan hanya dihitung sejak Price Cutoff Date terkini hingga 3 hari kerja sebelum tanggal efektif peninjauan indeks.
Dari lantai Bursa Efek Indonesia, saham BREN bergerak ke level Rp6.100/ saham atau telah terkoreksi 34,23% sejak awal tahun.
Sementara itu, saham CUAN menguat 57,38% ke level Rp14.400/saham year-to-date, setelah sebelumnya sempat menyentuh level Rp4.740/saham pada 9 April 2025.
Serupa dengan CUAN, saham PTRO turut memperlihatkan penguatan sepanjang tahun. Saham PTRO bergerak ke level Rp3.190/saham, menguat 15,48% year-to-date.
(fad)






























