China Disarankan Kucurkan Stimulus Baru Rp3.390 T Hadapi Tarif AS
News
11 July 2025 14:50

Bloomberg News
Bloomberg, China disarankan menambahkan stimulus baru hingga 1,5 triliun yuan (sekitar Rp3.390 triliun) untuk mendorong belanja konsumen dan mempertahankan fleksibilitas mata uang dalam menghadapi dampak tarif AS terhadap pertumbuhan ekonomi. Usulan ini disampaikan oleh sejumlah akademisi, termasuk penasihat bank sentral China atau People's Bank of China (PBOC).
Ekonomi China disebut menghadapi "gangguan baru" sejak April lalu, terutama akibat lonjakan tarif impor AS serta tekanan deflasi yang terus berlanjut. Hal ini diungkapkan dalam laporan yang dirilis Jumat oleh Huang Yiping, anggota Komite Kebijakan Moneter PBOC, bersama dua pakar lainnya.
“Untuk mengatasi tantangan yang terus berkembang ini, China harus menerapkan pendekatan counter-cyclical yang lebih agresif guna menjaga stabilitas pertumbuhan, sambil terus mendorong reformasi struktural,” tulis mereka. Huang menulis laporan ini bersama Guo Kai, mantan pejabat PBOC, dan Alfred Schipke, Direktur East Asian Institute di National University of Singapore.
Pemerintah disarankan untuk mempertimbangkan paket stimulus tambahan senilai 1–1,5 triliun yuan dalam 12 bulan ke depan guna meningkatkan konsumsi rumah tangga dan mengurangi dampak ekonomi dari tarif AS yang mencapai 20–30%. Sebagai perbandingan, otoritas pusat tahun ini berencana meminjam 300 miliar yuan lewat penerbitan obligasi khusus jangka panjang untuk mensubsidi belanja konsumen sebagai bagian dari inisiatif penguatan konsumsi.