Amara Omeokwe - Bloomberg News

Bloomberg, Perbedaan pandangan yang terjadi di antara para pejabat Federal Reserve (The Fed) mengenai prospek suku bunga sebagian besar didorong oleh perbedaan ekspektasi bagaimana tarif akan memengaruhi inflasi. Demikian isi risalah rapat terbaru para pembuat kebijakan.

"Meski beberapa anggota mencatat tarif akan menaikkan harga sekali saja dan tidak akan memengaruhi ekspektasi inflasi jangka panjang, sebagian besar menilai risiko tarif akan memiliki dampak yang lebih persisten terhadap inflasi," bunyi risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 17-18 Juni.

Proyeksi suku bunga baru yang dirilis setelah pertemuan tersebut menunjukkan 10 dari 19 pejabat memprediksi setidaknya dua kali pemotongan suku bunga hingga akhir tahun. Namun, tujuh pembuat kebijakan meramal tidak ada penurunan suku bunga sama sekali pada 2025, sedangkan dua sisanya memproyeksikan satu kali pemangkasan suku bunga.

Para pembuat kebijakan menyoroti "ketidakpastian yang signifikan" tentang waktu, besaran, dan durasi potensi dampak tarif terhadap inflasi, seperti yang tercantum dalam notulen. Bergantung bagaimana tarif tersebut berdampak pada ekonomi dan negosiasi dagang, para pejabat memiliki pandangan yang berbeda tentang dampak inflasi yang mungkin terjadi.