Perlambatan selama 3 tahun terakhir membuat sektor ini terancam gagal mencapai target jangka menengah.
China diperkirakan akan mengakhiri tahun ini dengan kapasitas turbin lepas pantai sebesar 53,4 GW—sedikit di bawah target gabungan antarprovinsi sebesar 54 GW.
Kontras dengan pembangkit angin di darat dan surya yang justru telah melampaui target pemasangan nasional 2030.
Salah satu hambatan besar yang dihadapi pengembang angin lepas pantai di China adalah keterbatasan akses karena adanya kepentingan militer di wilayah pesisir.
Menurut BNEF, para pengembang bisa menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk melakukan studi awal di lokasi, hanya untuk kemudian mengetahui bahwa area tersebut termasuk wilayah terbatas militer.
Kendati demikian, sektor angin lepas pantai China masih lebih tangguh dibanding negara lain, yang kini menghadapi tekanan biaya, memburuknya kondisi pasar, dan pembalikan kebijakan yang mendorong penundaan atau pembatalan proyek.
China diperkirakan akan menyumbang 72% dari kapasitas angin lepas pantai global tahun ini, menurut BNEF.
Kemampuan China untuk memperluas portofolio proyek dan memperkuat posisi kepemimpinan global, sebagian besar didorong oleh persetujuan proyek-proyek skala besar di tingkat provinsi—yang memungkinkan efisiensi biaya lewat skala ekonomi—serta pengembangan turbin yang lebih kuat, sehingga mengurangi kebutuhan pondasi yang harus dipasang, menurut GEM.
Saat ini angin lepas pantai memang masih menyumbang sebagian kecil dari total kapasitas pembangkit angin China.
Namun, teknologi ini dipandang krusial dalam proses dekarbonisasi provinsi-provinsi pesisir, yang menjadi lokasi beberapa kota dan pusat industri terbesar di dunia.
(bbn)
