Selanjutnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kedutaan Besar Indonesia di Washington, D.C., AS juga menyelenggarakan serangkaian pertemuan bisnis tingkat tinggi.
Para pemimpin industri Indonesia dari sektor-sektor strategis seperti energi, dan pertanian, termasuk PT Pertamina (Persero); PT Busana Apparel Group selaku perwakilan Asosiasi Pertekstilan Indonesia; FKS Group dan Sorini Agro Asia Corporindo sebagai anggota dari Perkumpulan Produsen Pemurni Jagung Indonesia; dan Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia terlibat dalam diskusi yang produktif dengan mitra-mitra mereka di Amerika Serikat.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden ExxonMobil Indonesia Wade Floyd mengatakan ExxonMobil bangga mendukung kebutuhan energi Indonesia. “Kami memiliki pengalaman puluhan tahun, kemampuan pasokan global, dan komitmen jangka panjang untuk menjadi mitra energi terpercaya.”
Direktur Riset Pasar dan Analisis Cotton Council International Bryan Wiggins mengatakan Indonesia telah menjadi mitra yang hebat bagi industri kapas AS, yang merupakan salah satu dari 10 pasar ekspor utama.
Direktur Senior Hubungan Pemerintah Internasional Cargill Anne Murphy mengatakan Indonesia merupakan negara yang penting dalam banyak hal.
“Kami berharap nota kesepahaman dan pembelian jagung perdana ini akan menandai dimulainya kemitraan yang lebih erat dan berjangka panjang yang terus berkembang seiring waktu,” ujar Murphy.
Terakhir, Zen-Noh Grain Corporation mengatakan Indonesia telah lama menjadi pelanggan penting, dengan meningkatnya permintaan terhadap produk pertanian AS yang berkualitas tinggi.
Sebelumnya, Airlangga mengatakan Indonesia berencana untuk membeli produk dari AS dan melakukan investasi di Negeri Paman Sam senilai US$34 miliar (atau setara Rp550,29 triliun asumsi kurs saat ini).
"Kita menawarkan pembelian kepada mereka itu jumlahnya yaitu US$34 miliar. Jadi itu tujuan dari rapat koordinasi yang dilaksanakan hari ini antara pemangku kepentingan Kementerian maupun dengan pelaku usaha," ujar Airlangga dalam konferensi pers, Kamis (3/7/2025).
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi mengumumkan tetap akan mengenakan tarif resiprokal sebesar 32% terhadap Indonesia yang dimulai pada 1 Agustus 2025.
Melalui akun Truth Social resminya, Trump mengirimkan surat ke Presiden Prabowo Subianto mengenai pengumuman tarif tersebut.
Dalam pernyataannya, Trump meminta pemerintah Indonesia memaklumi keputusan AS, karena tarif 32% tersebut dianggap jauh lebih kecil dari yang dibutuhkan untuk menghilangkan kesenjangan defisit perdagangan yang dimiliki dengan Indonesia.
"Mulai 1 Agustus 2025, kami akan mengenakan tarif sebesar 32% kepada Indonesia atas semua produk Indonesia yang dikirim ke AS, terpisah dari semua tarif sektoral. Barang yang dikirim ulang [transshipped] untuk menghindari tarif yang lebih tinggi akan dikenakan tarif yang lebih tinggi," tulis Trump kepada Prabowo dalam suratnya, dikutip Selasa (8/7/2025).
(lav)






























