Bloomberg Technoz, Jakarta - Amazon.com mengalami evolusi dalam operasionalnya dengan mengumumkan telah meluncurkan robot ke-1 juta ke dalam jaringan gudangnya secara global. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Scott Dresser, Wakil Presiden Amazon Robotics dalam keterangannya.
"Kami baru saja meluncurkan robot ke-1 juta, yang memperkuat posisi kami sebagai produsen dan operator robotika bergerak terbesar di dunia. Robot tonggak penting ini baru-baru ini dikirimkan ke pusat pemenuhan pesanan di Jepang, bergabung dengan jaringan global kami yang kini mencakup lebih dari 300 fasilitas di seluruh dunia," kata Dresser dikutip Selasa (8/7/2025).
Dresser juga mengumumkan bahwa Amazon memperkenalkan sistem kecerdasan buatan generatif (AGI) bernama DeepFleet, yang dirancang untuk mengelola dan mengoptimalkan pergerakan seluruh armada robotik.
Model AI ini berfungsi layaknya sistem lalu lintas pintar, mengoordinasikan ribuan robot agar dapat bergerak lebih efisien di gudang-gudang Amazon.
Dengan dukungan teknologi AWS seperti Amazon SageMaker dan data pergerakan logistik internal yang sangat besar, DeepFleet diklaim mampu meningkatkan efisiensi pergerakan robot hingga 10%, mempercepat pengiriman paket, dan menurunkan biaya operasional secara signifikan.
Robot Bekerja, Karyawan Bertransformasi

Meski otomatisasi kian masif, Amazon menekankan bahwa kehadiran robot bukan untuk menggantikan manusia sepenuhnya. Sebaliknya, perusahaan mengklaim bahwa teknologi ini dirancang untuk membantu meringankan beban kerja fisik karyawan, sekaligus menciptakan peluang baru dalam bidang teknis dan pemeliharaan.
"Robot-robot ini bekerja bersama karyawan kami, mengangkat beban berat dan tugas-tugas berulang sekaligus menciptakan peluang baru bagi operator garis depan kami untuk mengembangkan keterampilan teknis," jelasnya.
"Saya sangat bangga karena sejak 2019, kami telah membantu meningkatkan keterampilan lebih dari 700.000 karyawan melalui berbagai inisiatif pelatihan, banyak yang berfokus pada penggunaan teknologi canggih."
Di pusat pemenuhan generasi terbaru di Louisiana, Amazon mencatat kebutuhan akan tenaga kerja manusia justru meningkat sebesar 30%, berfokus pada bidang keandalan sistem dan teknis pemeliharaan robot.
DeepFleet diklaim jadi cerminan pendekatan praktis Amazon terhadap AI—bukan sekadar mengikuti tren, melainkan fokus menyelesaikan masalah nyata. Dengan efisiensi armada yang lebih baik, waktu pengiriman dipersingkat, penggunaan energi berkurang, dan biaya pun lebih rendah. Hal ini memberikan nilai nyata tidak hanya bagi pelanggan, tetapi juga bagi karyawan.
Menurut Dresser, kombinasi antara pencapaian satu juta robot dan peluncuran DeepFleet menandai era baru logistik berbasis AI dan robotika.
"Ini baru permulaan. Seiring dengan semakin banyaknya data yang dipelajari DeepFleet, perusahaan ini akan terus menjadi lebih cerdas—mendorong efisiensi yang lebih mendalam, membuka lebih banyak pilihan yang lebih dekat dengan pelanggan, dan menata ulang apa yang mungkin dilakukan dalam logistik robotik," pungkas dia.
(wep)