Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pakar industri migas berpendapat Indonesia bisa mengkaji untuk realokasi impor migas ke aliansi negara BRICS, menyusul negosiasi tarif yang tidak mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat (AS).

Direktur Utama PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC) Hadi Ismoyo mengatakan, secara paralel, RI harus memperkuat posisi di BRICS karena di kelompok tersebut ada Rusia, yang memiliki sumber migas cukup besar.

Hal itu dilakukan sebagai langkah antisipatif jika diplomasi tarif dengan AS mengalami jalan buntu.

“Memang ada ancaman tambahan tarif 10% kepada negara-negara yang terafiliasi dengan BRICS, tetapi ini belum resmi ditetapkan. Rakyat AS marah melihat ini semua, karena pada ujungnya, konsumen AS yang akan menanggungnya,” kata Hadi saat dihubungi, Selasa (8/7/2025).

Kepala negara di KTT BRICS 2025 di Rio de Janeiro, Brasil, Minggu (6/7/2025)./Bloomberg-Dado Galdieri

Hadi menilai rencana impor migas ke AS dalam jangka pendek tetap bisa dilakukan karena perdagangan Indonesia ke AS surplus dan Presiden Donald Trump menginginkan tambahan tarif.

Dia meminta Pemerintah Indonesia terus melakukan diplomasi agar mendapatkan penurunan tarif dari AS, walaupun tidak mudah.

Salah satu alasan RI tetap impor dari AS, kata dia, adalah karena pemerintah memiliki keterikatan instrumen keuangan seperti obligasi atau bond di AS.

Namun, dalam jangka menengah dan panjang setelah tidak memiliki ketergantungan perjanjian keuangan tersebut, RI bisa bebas memiliki hubungan dagang dengan pihak lain.

“Namun semua itu harus dipersiapkan dengan matang, agar klausal klausan yang mengikat bahwa kita tidak boleh berhubungan dengan negara yang kena embargo sudah dihapus. Demikian juga kontrak kontrak yang sejenis,” ujarnya.

Hadi menjelaskan persiapan tersebut membutuhkan waktu 1—2 tahun untuk diplomasi karena persoalan yang kompleks dan hubungan saling ketergantungan dengan suatu negara.  

“Tergantung kesiapan lobbyist kita dan network yang  tersedia. Jangan berharap terlalu pendek karena masalahnya kompleks dan saling ketergantungan,” tuturnya.

Menurutnya, pemerintah terus berupaya untuk mencari pasar alternatif dengan melakukan pemasaran untuk membuka pasar ekspor baru dan memanfaatkan duta besar RI kita di negara-negara potensial, untuk menerima produk Indonesia. 

Bahkan, jika perlu RI bisa berkolaborasi dengan Singapura untuk akses pasar Internasional non-AS.

“Singapura terkenal dengan jaringan perdagangan global yang masif,” imbuhnya.

Eksplorasi Migas

Lebih jauh, Hadi menilai pemerintah seharusnya juga getol menggalakkan eksplorasi migas dalam negeri untuk meningkatkan produksi migas nasional, dan mengurangi ketergantungan impor migas.

Selain itu, pemerintah juga perlu membangun infrastruktur migas yang masif dan agresif dalam rangka mengurangi impor migas khususnya gas minyak cair atau liquefied petroleum gas (LPG) dan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG).

“Bahwa Indonesia mempunyai cadangan migas 150 TCF cukup untuk memberi tambahan lebih 2 bscfd menggantikan kebutuhan LPG dalam lebih dari 30 tahun ke depan,” ungkap Hadi.

Dalam perkembangan terbaru, Trump resmi mengumumkan tetap akan mengenakan tarif resiprokal sebesar 32% terhadap Indonesia yang dimulai pada 1 Agustus 2025. Dengan demikian, Indonesia gagal mencapai kesepakatan dalam negosiasi tarif resiprokal AS.

"Mulai 1 Agustus 2025, kami akan mengenakan tarif sebesar 32% kepada Indonesia atas semua produk Indonesia yang dikirim ke AS, terpisah dari semua tarif sektoral. Barang yang dikirim ulang [transshipped] untuk menghindari tarif yang lebih tinggi akan dikenakan tarif yang lebih tinggi," tulis Trump dalam surat kepada Presiden Prabowo Subianto yang diunggah ke akun media sosial Truth, Senin (7/7/2025), waktu setempat.

Di sisi lain, Prabowo saat ini baru saja menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS. Kali ini, Prabowo akan bertemu dengan Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva.

Dalam keterangan Sekretariat Presiden, Prabowo bertolak menuju Ibu Kota Brasil, Brasilia pada Senin (7/7/2025) waktu setempat. Nantinya, Prabowo akan menemui Presiden Brasil di Istana Kepresidenan Brasil.

"Agenda kenegaraan ini menandakan peran aktif Indonesia di dunia internasional, khususnya dalam memperkuat diplomasi bilateral dengan negara sahabat di kawasan Amerika Latin," kata Setpres.

Tawaran Rusia

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Rusia bersedia untuk menambah pasokan minyak dan gas ke pasar Indonesia.

"Kami bersedia menambah pasokan minyak dan gas alam cair ke pasar Indonesia," ujar Putin, Kamis (19/6/2025) malam, saat pertemuan bersama Prabowo di Istana Konstantinovsky.

Tawaran itu disambut baik oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. Dia mensinyalir Indonesia makin serius untuk mengeksekusi rencana impor minyak mentah dan LPG dari Rusia.

“Kami juga berbicara tentang kita bisa melakukan impor crude [minyak mentah] dari Rusia dan juga lagi menjajaki untuk gas,” kata Bahlil, Senin (23/6/2025).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya mengatakan pemerintah berencana untuk membeli produk energi dari AS senilai US$15,5 miliar dari total proposal dagang senilai US$34 miliar yang diajukan ke pemerintahan Trump.

Adapun, komoditas yang berpeluang diimpor mencakup minyak mentah, LNG, dan LPG.

"Jadi sudah dibahas tentang rencana Indonesia mengenai pembelian energi yang totalnya bisa mencapai US$15,5 miliar. Terkait dengan detailnya, nanti sesudah diumumkan baru nanti kita umumkan," ujar Airlangga dalam konferensi pers, Kamis (3/7/2025).

Nilai US$15,5 miliar tersebut jauh melebihi estimasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya di kisaran US$10 miliar.

Jika dibandingkan dengan total nilai impor migas RI dari AS senilai US$2,49 miliar pada 2024, angka tersebut juga terpaut sangat jauh.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor migas Indonesia sepanjang 2024 mencapai US$36,27 miliar. Postur impor itu berasal dari pembelian minyak mentah sekitar US$10 miliar dan hasil migas sebesar US$25,92 miliar.

Adapun, impor LPG Indonesia sepanjang 2024 mencapai 6,89 juta ton dengan nilai mencapai US$3,78 miliar. Porsi impor LPG dari Amerika Serikat mencapai 3,94 juta ton, dengan nilai impor US$2,03 miliar.

Selain AS, Indonesia mengimpor LPG dari Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Arab Saudi hingga Algeria.

Di sisi lain, kuota impor minyak mentah Indonesia dari AS terbilang kecil dibandingkan dengan realisasi impor sepanjang 2024. Indonesia mengimpor minyak mentah dari AS sekitar US$430,9 juta pada periode tersebut.

Sebagian besar impor minyak mentah Indonesia berasal dari  Arab Saudi, Angola, Nigeria hingga Australia. Sementara itu, impor BBM kebanyakan berasal dari kilang di Singapura.

(mfd/wdh)

No more pages