Logo Bloomberg Technoz

“Kami percaya bahwa momentum pada semester II/2025 akan meningkat, didukung oleh pemulihan segmen pinjaman mikro dan normalisasi bertahap kualitas aset,” ujar Jonathan.

Lebih lanjut, ia menyoroti Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah yang diperkirakan akan berdampak langsung terhadap likuiditas pasar massal, khususnya UMKM.

“Kami memperkirakan transfer likuiditas ke pasar massal akan mulai terlihat pada paruh kedua 2025, didorong oleh skala besar program pemerintah seperti Program Makan Gratis,” tambahnya.

Menurutnya, program ini berpotensi menyuntikkan tambahan likuiditas hingga Rp342 triliun, setara 22,8% dari total pinjaman UMKM industri per April 2025, dan bisa menjadi katalis struktural bagi pertumbuhan pembiayaan mikro BRI ke depan.

“Jika share simpanan UMKM mulai tumbuh akibat transfer fiskal ini, hal tersebut bisa menjadi katalis struktural bagi momentum pembiayaan mikro BBRI ke depan,” ungkap Jonathan.

Di tengah kondisi pasar yang masih penuh tekanan, kepercayaan investor global terhadap BRI justru menguat. JP Morgan Chase & Co. tercatat membeli 117,42 juta saham BBRI sepanjang kuartal II/2025, menjadikan total kepemilikannya mencapai 1,54 miliar saham. Aksi beli ini menjadi sinyal kuat kepercayaan terhadap fondasi bisnis BRI, setelah sebelumnya JP Morgan menjual lebih dari 500 juta saham BRI di kuartal I.

Direktur Reliance Sekuritas Indonesia Tbk, Reza Priyambada, menilai langkah tersebut sebagai sinyal positif. Langkah JP Morgan dalam menambah kepemilikan saham BBRI di tengah kondisi pasar yang melemah dinilai bukan sekadar strategi investasi untuk memanfaatkan momentum, tetapi juga dianggap sebagai cerminan kepercayaan pasar terhadap arah transformasi serta fondasi fundamental bisnis BRI yang kuat.

Ia menegaskan bahwa strategi jangka panjang dan tata kelola yang konsisten membuat BRI siap menjadi pilar pemulihan pasar dan pertumbuhan ekonomi inklusif nasional.

“Meskipun saat ini saham BBRI sedang mengalami tekanan seiring dengan kondisi pasar, namun secara fundamental masih kokoh, dengan dukungan fondasi bisnisnya yang kuat juga strategi transformasi,” terangnya.

Sebelumnya, Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, mengungkapkan bahwa perseroan sedang mempercepat transformasi melalui program BRIVolution Reignite, yang mencakup penguatan bisnis, digitalisasi, manajemen risiko, dan tata kelola, dalam rangka mewujudkan visi menjadi The Most Profitable Bank in Southeast Asia pada 2030.

“Kami tetap fokus pada penguatan fundamental baik dari sisi pendanaan, penyaluran kredit yang berkualitas, peningkatan kapabilitas digital, penerapan manajemen risiko yang memadai hingga pengembangan SDM,” tegas Hery.

Dengan dukungan strategi transformasi dan kepercayaan investor, BBRI dinilai memiliki fondasi kuat untuk tumbuh berkelanjutan dan memberikan nilai tambah bagi seluruh stakeholder.

(tim)

No more pages