Logo Bloomberg Technoz

Pada perdagangan Wall Street Senin, saham Apple Inc mencatat kenaikan terbesar di antara saham perusahaan teknologi raksasa. Oracle Corp melonjak setelah mengumumkan kontrak layanan cloud senilai US$30 miliar per tahun. Saham bank-bank besar juga menguat usai lolos uji ketahanan tahunan The Fed, membuka jalan untuk pembagian dividen.

“Pasar terbukti sangat adaptif dan tangguh di tengah guncangan geopolitik dan ketidakpastian perdagangan pada semester pertama tahun ini, terutama karena kondisi ekonomi dan keuntungan perusahaan masih cukup kuat,” ujar Anthony Saglimbene dari Ameriprise.

Menjelang laporan ketenagakerjaan AS yang akan dirilis dalam beberapa hari ke depan, harga obligasi naik. Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengindikasikan bahwa tidak masuk akal meningkatkan penjualan surat utang jangka panjang dalam kondisi imbal hasil saat ini, meski tetap berharap imbal hasil lintas tenor akan turun seiring melambatnya inflasi. Goldman Sachs memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga pada September, karena dampak inflasi dari tarif dinilai “sedikit lebih kecil” dari perkiraan.

Ketenangan relatif menyelimuti pasar di penghujung semester pertama yang penuh gejolak akibat perang dagang Trump yang terus berubah arah, konflik global, kekhawatiran resesi, serta defisit fiskal membengkak yang berisiko menggerus status AS sebagai aset aman.

“Tidak ada yang akan menyalahkan investor jika pada satu titik di semester pertama 2025 mereka berteriak, ‘Hentikan dunia, saya mau turun’,” kata Sam Stovall dari CFRA.

Dengan tenggat 9 Juli untuk kesepakatan dagang Trump semakin dekat, Uni Eropa menyatakan bersedia menerima kesepakatan yang mencakup tarif universal 10% untuk banyak ekspornya, meski tetap mengupayakan pengecualian di sektor-sektor kunci. Penasihat ekonomi utama Trump menyebut Gedung Putih menargetkan finalisasi sejumlah kesepakatan dengan mitra dagang usai libur 4 Juli.

Grafik S&P 500. (Sumber: Bloomberg)

“Pemicu utama pergerakan pasar keuangan secara keseluruhan bisa jadi adalah kemajuan dalam perundingan dagang — atau justru ketiadaannya,” kata Fawad Razaqzada dari City Index dan Forex.com. “Selama tak ada eskalasi besar lagi di Timur Tengah atau perang dagang, seharusnya pasar saham tidak terlalu terpukul oleh data makro. Tapi tetap saja, ruang untuk kejutan selalu ada.”

Laporan ketenagakerjaan Juni yang akan dirilis Kamis (karena libur 4 Juli pada Jumat) diperkirakan menunjukkan pertumbuhan tenaga kerja melambat menjadi sekitar 110.000 pekerjaan baru dari 139.000 pada bulan sebelumnya, menurut survei Bloomberg. Tingkat pengangguran diprediksi naik tipis ke 4,3%.

Bagi The Fed yang masih menanti kejelasan soal potensi dampak inflasi dari tarif, memburuknya pasar tenaga kerja bisa menambah tekanan untuk segera memangkas suku bunga.

Sementara itu, investor di China pada Senin mungkin kecewa setelah data terbaru menunjukkan nilai penjualan rumah baru dari 100 pengembang properti terbesar turun 23% dibanding tahun sebelumnya. Ini menambah tekanan pada ekonomi dan menegaskan perlunya dukungan kebijakan baru.

Harga emas menguat pada Senin hingga kembali diperdagangkan di atas US$3.300 per ons. Sementara harga minyak sedikit turun setelah mengalami penurunan mingguan terbesar dalam dua tahun, seiring meredanya kekhawatiran bahwa ketegangan di Timur Tengah akan mengganggu pasokan minyak global.

(bbn)

No more pages