Logo Bloomberg Technoz

Saham-saham barang baku, saham konsumen non primer, dan saham transportasi menjadi pendorong penguatan IHSG dengan melesat mencapai 2,82%, 2,07% dan 1,92%.

Adapun saham-saham barang baku yang terbang tinggi di zona hijau adalah, saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) menguat 13,5%, saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) melesat 10,16,9%. Saham PT PAM Mineral Tbk (NICL) terapresiasi 8,51%.

Senada, saham konsumen non primer juga melesat hingga menjadi pendorong IHSG, saham PT Cipta Selera Murni Tbk (CSMI) menguat 12,1%, saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) melesat 6,68%. Saham PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA) mencatat kenaikan 6,08%.

Saham-saham LQ45 juga menguat dan bergerak pada teritori positif i.a, adalah saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melesat 7,38%, saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melejit 6,51%. Saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) terapresiasi 5,04%.

Sama halnya, tren positif juga terjadi pada saham LQ45 berikut, saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencatat kenaikan 4,74%, saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menguat 4,08%. Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) terapresiasi 3,41%.

April lalu, Trump mengumumkan tarif atas puluhan mitra dagang, namun seminggu kemudian menangguhkannya selama tiga bulan setelah memicu kegelisahan resesi. Terbaru pekan ini, Presiden AS Donald Trump menyampaikan kemajuan negosiasi dagang dengan sejumlah negara, menyebut kesepakatan mulai terlihat terhadap sejumlah mitra strategis.

Kemajuan negosiasi dagang yang memicu minat investor terhadap aset berisiko, sebut laporan Bloomberg News.

CGS International Sekuritas Indonesia memaparkan, seiring positifnya perkembangan perundingan dagang antara Amerika dan China diprediksi akan menjadi sentimen positif untuk IHSG.

Fokus perhatian pasar tertuju kepada negosiasi dagang antara AS dan mitra dagang utamanya, seiring semakin dekatnya batas waktu jeda  tarif resiprokal selama 90 hari yaitu pada 9 Juli 2025.

“Tren dan momentum di pasar berisiko menciptakan lingkungan hampir ideal untuk beroperasi,” tulis Chris Weston, Kepala Riset Pepperstone Group. Pengurangan cepat risiko geopolitik dan ekspektasi tercapainya kesepakatan dagang memberikan dorongan tambahan bagi pasar berisiko.

(fad)

No more pages