Korea Selatan merupakan sekutu utama AS serta pusat manufaktur penting untuk mobil, semikonduktor, dan baterai. Jika tarif menyeluruh sebesar 25% diberlakukan, hal ini dapat semakin melemahkan ekonomi Korea Selatan yang saat ini sudah mengalami pelambatan konsumsi domestik. Bank sentral Korea bulan lalu telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 dari 1,5% menjadi hanya 0,8%.
Yeo juga menyampaikan kekhawatiran industri terhadap perkembangan terbaru dalam kebijakan pengendalian ekspor AS, seiring Washington memperketat pembatasan transfer teknologi ke negara pesaing seperti China.
Dalam wawancara dengan Bloomberg Television, Lutnick mengatakan bahwa Washington tengah menyelesaikan lebih banyak kesepakatan dagang dengan 10 negara lain dalam dua pekan ke depan, sejalan dengan tenggat waktu 9 Juli. Namun ia tidak menyebutkan negara mana saja yang dimaksud. Ia juga menyatakan bahwa Presiden Trump dapat memperpanjang tenggat waktu untuk memfasilitasi negosiasi, dan para mitra dagang akan menerima “respons.”
Seorang pejabat senior Korea Selatan yang berbicara kepada wartawan di Washington mengatakan bahwa Seoul sejauh ini belum mendapat informasi terkait perpanjangan tenggat tersebut dan “belum berada dalam posisi untuk merasa tenang,” menurut laporan Yonhap News.
(bbn)
