Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku melakukan pertemuan secara daring atau online dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat atau US Secretary of Treasury Scott Bessent pada Rabu (25/6/2025). Hal ini menjadi bagian dari upaya negosiasi tarif perdagangan.
Dalam pertemuan tersebut, Airlangga meminta tanggapan dari Bessent atas tawaran yang disampaikan Tanah Air kepada Gedung Putih, termasuk hal-hal lain yang masih diharapkan oleh AS.
Namun, Airlangga memastikan AS tidak memberikan tawaran baru. Dalam hal ini, Bessent memandang bahan negosiasi yang disampaikan Indonesia sudah cukup untuk merepresentasikan keinginan AS.
"Apa yang ditawarkan oleh Indonesia dijelaskan dan tentunya Indonesia ingin mendapatkan feedback. Apa saja yang sekiranya masih diharapkan oleh AS, dari pembicaraan kemarin cukup positif," ujar Airlangga saat ditemui di kantornya, Kamis (26/5/2025).
Dikonfirmasi secara terpisah, Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto mengatakan pertemuan antara Airlangga dan Bessent kemarin membahas beberapa perkembangan (update) materi yang disampaikan sebagai tambahan bahan negosiasi antar kedua belah pihak.
"Pihak AS masih mengkaji untuk beberapa negara yang akan segera diputuskan sebagai hasil negosiasi tahap awal, karena unsur pimpinan mereka juga sibuk dengan kondisi geopolitik global," ujar Haryo.
Senada, Airlangga mengatakan Indonesia menunggu respons yang diberikan oleh pemerintah AS terhadap negosiasi kedua negara. Indonesia - yang dikenakan tarif resiprokal 32% - juga masuk dalam kelompok (batch) pertama yang melakukan negosiasi. Namun, pemerintah belum mengetahui dengan pasti apakah AS bakal mengumumkan keputusan negosiasi pada 8 Juli 2025, yang juga bertepatan dengan akhir periode penundaan penerapan tarif resiprokal.
"Kita belum tahu juga karena mereka kan mengatakan first phase-nya 90 hari dan 90 hari itu 8 Juli. Namun, kemarin menyatakan bahwa Indonesia salah satu yang masuk dalam batch pertama. Nah kita sendiri belum tahu batch pertama itu berapa negara," ujar Airlangga.
Perlu diketahui, pada 17 April 2025, delegasi Indonesia melakukan negosiasi dengan AS. Dari pertemuan tersebut, AS dan Indonesia sepakat isu kebijakan tarif dan kerja sama akan dibahas dan diselesaikan dalam 60 hari yang berakhir pada 16 Juni 2025.
Namun, dalam perkembangannya, Deputi II Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi mengatakan AS menentukan bahwa tenggat negosiasi tarif adalah 8 Juli 2025, seiring dengan berakhirnya kesepakatan penundaan penerapan tarif resiprokal selama 90 hari, termasuk ke Indonesia sebesar 32%.
"Menunggu respons AS, mereka mengurus 18 negara atau mungkin lebih," ujar Edi kepada Bloomberg Technoz, dikutip Kamis (19/6/2025).
(lav)