Logo Bloomberg Technoz

Hari Sabtu lalu diperkirakan akan menjadi hari yang paling mematikan, dengan perkiraan 266 kematian akibat suhu panas, hampir setengahnya terjadi di London, menurut para peneliti.

“Penelitian kami harus dianggap sebagai peringatan,” kata Malcolm Mistry, yang berpartisipasi dalam penelitian ini dan mengajar di London School of Hygiene & Tropical Medicine.

“Terpaan  suhu di kisaran 20-an derajat atau 30-an derajat mungkin tidak terlihat berbahaya, tapi bisa berakibat fatal, terutama bagi orang yang berusia di atas 65 tahun, bayi, orang hamil, dan mereka yang sudah memiliki kondisi kesehatan tertentu.”

Negara-negara Eropa lainnya juga diperkirakan akan mengalami hal yang sama pada akhir pekan yang lalu. Layanan cuaca Jerman mengeluarkan peringatan panas untuk hari Minggu di sebagian besar wilayah barat dan utara negara tersebut, termasuk kota Frankfurt, Cologne, Hamburg dan Berlin. Peringatan ini dikeluarkan ketika suhu diperkirakan akan naik ke tingkat yang dapat membahayakan kesehatan manusia.

Otoritas cuaca Prancis, Meteo France, memperingatkan adanya gelombang panas di beberapa bagian Prancis barat pada hari Sabtu, dengan suhu diperkirakan akan mencapai sekitar 39C. Departemen Rhone dan Isere, di bagian timur, juga terkena dampaknya. Alarm tingkat oranye berarti orang-orang harus “sangat waspada” karena “fenomena berbahaya” diperkirakan akan terjadi.

Kematian akibat panas sangat sulit untuk dilacak. Meskipun sejumlah penyakit diperburuk oleh kenaikan suhu, banyak orang yang kehilangan nyawa akibat gelombang panas “jarang sekali panas tercatat sebagai penyebab kematian,” kata Garyfallos Konstantinoudis, dosen di Imperial College London. 

Minggu lalu Inggris telah mengalami panas yang luar biasa intens dan berkelanjutan sepanjang tahun, yang memicu peringatan dari otoritas kesehatan.

Pemanasan global telah meningkatkan kemungkinan terjadinya gelombang panas yang lebih awal dari yang biasanya terjadi setiap 50 tahun sekali pada masa pra-industri menjadi setiap lima tahun sekali, demikian ungkap sebuah tim peneliti di Imperial College dan kelompok World Weather Attribution dalam sebuah penelitian terpisah yang diterbitkan pada hari Jumat.

(bbn)

No more pages